Tuesday, June 19, 2012

The Fallen Princess Chapter 1: Kejamnya Dunia

“Class..let me introduce your new friend..Putri..Putri, introduce yourself to your friends..”.

“nama saya Putri..”.

“no..no..Putri..you must introduce yourself in English..ok?”.

“ok ma’am..hi..”.

“hi..”, jawab lain serentak.

“my name is Putri..I came from Thirty Eight Senior High School..nice to meet you all..”.

“nice to meet you too, Putri..”, jawab murid lain.

“ok Putri..sit down beside him..”. Bu Suci menunjuk ke Kamal yang hanya duduk sendirian.(maap ya kalo b. inggrisnya ada yang salah..gak jago..hhi >_>)

“yes ma’am..”. Putri berjalan menuju Kamal.

“maap ya..”.

“oh iya..gak apa-apa..silakan..”.

“ok class..let’s open page one hundred ninety five..”.

“nih..Put..pasti lo belum punya bukunya..kita bedua aja..”.

“makasih..”. Bu Suci pun mulai mengajar B.Inggris. Memang Bu Suci bukan guru killer malah bisa dibilang lumayan asyik, tapi anak-anak mengikuti pelajaran Bu Suci dengan serius. Bel istirahat berbunyi, Bu Suci pun keluar dari kelas.

“Putri..lo tadi dari mana?”.

“dari SMA 38..”.

“oh..lo jago bahasa Inggris ya?”.

“cuma sedikit aja..”.

“ah..lo ngerendah..tadi ngomong lo was wes wos banget..”.



“bener..gue gak bisa..”.

“yaudah deh..terserah aja..yaudah lo mau ke kantin gak?”.

“mm..boleh deh..”. Putri & Kamal berjalan bersama ke kantin. Putri menjadi pusat perhatian murid-murid cowok karena selain Putri murid baru, wajah dan tubuh Putri sangat menarik untuk dilihat.

“di sini nih kantinnya, Put..”.

“oh..”.

“lo mau makan apa?”.

“mm..gak deh..gue minum aja..gak laper..”.

“oke deh..bentar ya gue beliin minuman yang enak..”.

“eh..gak usah Mal..gue beli sendiri..”.

“udah..gue aja yang beliin..lo duduk aja, Put..”.

“gak apa-apa?”.

“iya..udah lo duduk aja..”.

“yauda deh..”. Putri pun menemani Kamal makan sambil mengobrol. Kamal memang seorang cowok yang supel sehingga Putri yang sifatnya agak pemalu pun langsung nyaman & akrab dengan Kamal, sedangkan cowok-cowok yang lain hanya bisa melihat Kamal dengan iri. Meskipun banyak cewek-cewek lain yang sama cantiknya dengan Putri, tapi namanya juga melihat wajah baru yang cantik, para cowok tak henti-hentinya curi-curi pandang ke Putri.



Semakin hari, Putri semakin akrab dengan Kamal tapi perasaan Putri & Kamal hanya sebatas teman saja meski mereka berdua keliatan seperti orang pacaran jika di sekolah.

“eh..Mal..3 cewek itu siapa?”.

“oh itu..yang paling kiri namanya Renata, yang tengah Nadya, ‘n yang paling kanan namanya Anita..”.

“oh..”. Putri memandangi 3 cewek itu dari jauh karena mereka bertiga keliatan sangat cantik dan dikerubungi cowok. Meskipun cantik, Putri tidak mudah mendapatkan pacar karena sifatnya yang pemalu.

“mereka itu genk Mizzlicious..”, tambah Kamal memecah lamunan Putri yang menghayal bergabung bersama genk Mizzlicious.

“ha? oh..emang mereka terkenal banget ya?”.

“ya..gitu lah..kenapa? lo mau ikut genk itu?”.

“nngg..”.

“mendingan jangan deh..mereka tuh cewek-cewek badung..”.

“oh gitu..”. Di dalam hati Putri, dia ingin sekali menjadi famous & terkenal seperti Mizzlicious. Putri pun memantapkan hatinya untuk bergabung dengan Mizzlicious agar keinginan Putri menjadi kenyataan.



Setelah pulang sekolah, Putri melihat Mizzlicious sedang mengobrol di dalam kelas yang kosong. Putri memberanikan diri berjalan masuk ke dalam kelas dan berdiri di hadapan 3 cewek cantik itu.

“ngapain lo diri di situ?!”.

“ng..”.

“ang..eng..ang..eng aja lo..ngomong !!”.

“saya pengen masuk Mizzlicious, Kak?”.

“apa kata lo?? pengen masuk Mizzlicious?? hahahaha!!!”, Renata tertawa mengejek Putri.

“…”, Putri tertunduk saja tak berani berkata apa-apa.

“lo gak pantes jadi Mizzy..”. Tiba-tiba Anita mendekati Putri dan mengangkat dagu Putri.

“hmm..tapi kalo diliat-liat..tampang ni anak boleh juga, girlz..”.

“iya juga sih..”.

“nama lo siapa?!”.

“Pu..Pu..Putri, Kak..”.

“nama lo gak pantes !!”, ejek Nadia.

“udah lo keluar sono..ganggu aja lo !!”. Putri pun keluar dari kelas itu, matanya berkaca-kaca. Baru kali ini, dia mendengar kata-kata sangat ‘pedas’ seperti tadi. Hari demi hari berlalu, Putri semakin akrab dengan teman-teman sekelasnya. Tentu saja, semakin banyak cowok yang berusaha mendekatinya.



Anita, Renata, dan Nadya melihat Putri sedang duduk di kantin sementara sisa bangku lainnya di meja yang sama dengan Putri penuh oleh cowok. Putri merasa tak nyaman dan nafsu makannya menjadi hilang karena diajak mengobrol terus. Renata, Nadya, dan Anita melihat ‘potensi’ Putri.

“Ren..itu si Putri kan? anak kelas 1 yang mau masuk genk kita?”.

“hmm..sialan juga tuh anak..baru kelas 1 tapi udah punya penggemar..”.

“kita labrak aja Ren..”.

“jangan Ren..daripada dilabrak..ntar dia bikin genk baru ngalahin kita..mendingan kita biarin aja dia ikut kita..lumayan buat di suruh-suruh..”.

“o iya..bener juga lo Ta..”.

“heh, Putri!! sini lo!!”, Nadya menarik tangan Putri. Putri agak lega bisa menjauh dari cowok-cowok tapi langsung deg-degan melihat raut muka Renata yang judes.

“a..ada..apa..Kak?”, Putri takut salah bicara.

“pulang sekolah..gue tunggu lo di kelas gue..awas kalo lo ampe gak dateng..”.

“i..i..iya..Kak..”.

“udah..sana lo pergi !!”. Putri pun segera pergi dari hadapan Mizzy, tapi dia enggan kembali ke meja kantin.



Dari istirahat sampai pulang sekolah, jantung Putri berdetak cepat memikirkan kejadian yang akan dialaminya.

“permisi, Kak..”.

“sini lo!”.

“maksud lo apa tadi di kantin make tebar pesona ke cowok-cowok?!”.

“ng..nggak, Kak..saya gak tebar pesona..”.

“ah udah lo..jangan ngomong!!”.

“lo beneran pengen masuk genk kita?”.

“iya, Kak..saya pengen banget jadi Mizzlicious..”.

“oke..lo boleh ikut kita..tapi lo belom jadi Mizzy..”.

“bener, Kak??”. Tiba-tiba wajah Renita, Nadya, dan Anita berubah menjadi sangat bersahabat kepada Putri.

“bener tapi kita ada 2 peraturan buat lo..”.

“apa, Kak?”.

“pertama..lo mesti nurutin semua omongan kita..”.

“i..iya..Kak..”.

“kedua..lo gak boleh gabung ama genk-genk laen..”.

“iya Kak..”.

“yaudah kalo gitu..sekarang lo beliin kita gorengan yang di depan..”.

“iya Kak..”.

“GAK PAKE LAMA !!”.

“i..iya Kak..”. Putri langsung bergegas membeli gorengan yang ada tepat di depan gerbang sekolah.

“ini Kak..”.

“lo mau?”.

“ngg..”.

“yaudah..gabung aja..lo kan dah jadi Mizzy ini..”.

“iya..Kak..”.



“lo ikut kita ya ke mall..kita shopping..”.

“iya Kak..tapi pulangnya jam berapa Kak?”.

“ya jam berapa aja..kenapa lo? takut diomelin ortu?”.

“ng..iya Kak..”.

“alah..hare gene masih takut ama ortu..lo?”.

“tau..masih takut ama ortu..kayak anak SMP aja lo..udeh pokoknya ikut kita..kalo gak ikut..lo gak jadi kita ajak gabung..”.

“iya..iya..Kak..”, jawab Putri takut. Putri, Renata, Nadya, dan Anita pun masuk ke dalam mobil Renata menuju ke sebuah mall yang megah & mewah. Setelah mobil Renata terparkir, Renata, Nadya, dan Anita langsung membuka baju seragam mereka yang sangat ketat itu. Mereka bertiga sudah memakai kaos yang sexy pula. Mereka juga melucuti rok mereka karena mereka sudah memakai celana pendek di dalamnya.

“nih Put..taro belakang..”.

“oh iya Put..lo gak bawa baju ya? di sini gak boleh pake seragam..”.

“mm..saya bawa Kak..tadi kebetulan saya bawa baju ‘n celana..”.

“oh yaudah..bagus deh..ganti cepetan..”.

“disini, Kak?”.

“iya..kenapa lo takut?”.



“nyantai aja Put..kaca mobilnya Renata kaca film kok..gak keliatan dari luar..”.

“udah..cepetan ganti..kalo gak gue kunciin lo di mobil..”, kata Renata seraya keluar dari mobil disusul Anita & Nadya. Putri bergegas mengganti pakaiannya, setelah itu dia langsung keluar dari mobil. Pakaian Putri beda sekali dengan 3 orang cewek itu. Putri dengan kaos & celana jeans terlihat seperti gadis baik-baik sedangkan 3 lainnya dengan kaos ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh atas mereka dan celana pendek yang menutupi hanya setengah paha mereka bertiga seperti menandakan kalau mereka bisa ‘disewa’. Cowok-cowok pun melirik rombongan 4 gadis remaja itu sampai banyak cowok terkena omelan pacarnya karena ketahuan mencuri-curi pandang. Renata, Nadya, dan Anita tertawa merasa puas jika ada cowok & ceweknya berantem gara-gara mereka. Mereka pun menonton film ‘Beauty and The Beast’ di bioskop 22 karena film itu baru dirilis.

“shopping time !!!”, teriak Nadya lepas karena memang dia yang paling suka belanja.



Meskipun malu-malu, Putri ikut memilah dan memilih baju karena berbelanja sudah menjadi insting alami wanita bagaimana pun sifatnya.

“Kak Nadya..saya mau ke wc dulu..”.

“oh yaudah..cepetan gih..”.

“makasih ya Kak..”. Putri keluar dari toko dan mengikuti petunjuk pelayan toko yang ia tanya tadi. Saat berjalan di lorong menuju kamar mandi yang sepi, Putri menemukan dompet yang sangat bagus menurutnya. Putri mendekati dan mengambil dompet itu. Putri terkejut melihat uang dalam jumlah banyak yang mengisi dompet itu. Putri mencari-cari kartu identitas si pemilik dompet dan akhirnya dia menemukannya.

“mm..Andani Citra..”, bacanya, nama yang tertera di kartu identitas itu. Putri benar-benar mengagumi foto si pemilik dompet, anggun dan cantik menurutnya.

“ntar aja ah gue kasih ke satpam..udah kebelet..”, pikir Putri masuk ke dalam kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, Putri melihat seorang wanita sedang mencari-cari sesuatu. Wajahnya persis seperti yang ada di foto KTP yang ada di dalam dompet tadi.



“maaf Kak..Kakak..Andani Citra ya?”.

“iya..kok kamu tau?”.

“ini Kak..tadi saya nemuin dompet Kakak..”.

“ya ampun makasih banget..dari tadi aku cari-cari..”.

“iya Kak sama-sama..”. Putri semakin kagum dengan perempuan yang baru saja ia temui ini. Tinggi semampai, kulitnya putih, dan wajahnya cantik ditambah pakaiannya yang anggun dan memberi kesan wanita mandiri.

“nama kamu siapa?”.

“nama saya Putri, Kak..”.

“Putri ya? hmm..umur kamu berapa?”.

“16 Kak..”.

“16? pas banget..agensi model Kakak lagi nyari ABG buat jadi gadis sampul majalah..”.

“ngg..”.

“kamu pikir-pikir dulu aja..kalo tertarik hubungin Kakak di nomer ini ya..”, kata wanita cantik itu sambil menyerahkan kartu namanya ke Putri.

“iya, Kak..”.

“makasih sekali lagi ya Putri..maaf ya Kakak buru-buru..telpon Kakak ya..daah..”.

“iya Kak..sama-sama..”. Putri menaruh kartu nama ke dompetnya dan kembali ke toko sebelumnya. 




“lama amat lo?”.

“maaf Kak..”.

“yaudah..kita udahan..kita balik..”.

“iya..Kak..”.



Mereka berempat menuju rumah Nadya yang merupakan homebase Mizzlicious karena orang tua Nadya sering pergi ke luar kota sehingga mereka bisa bebas melakukan apa saja.

“yihuuu !!”, teriak Renata menghempaskan tubuhnya ke ranjang Nadya yang sangat empuk.

“ini non..minumannya..”.

“makasih ya mbok..”.

“iya non..”. Nadya menyalakan komputernya dan menyetel lagu dari komputernya sambil ‘membongkar’ belanjaan mereka tadi.

“Ren..cobain bajunya..”.

“pasti..”. Tanpa ragu-ragu, Renata melucuti pakaiannya sendiri sehingga tubuhnya yang sintal itu tidak tertutup apa-apa lagi. Meskipun sama-sama cewek, Putri kaget melihat Renata yang telanjang bulat di hadapannya. Nadya & Anita pun ikut bugil seperti Renata. Mereka bertiga mencoba semua pakaian yang mereka beli tadi.

“sini Put..kita mau make overin lo..”.

“buka baju lo sekarang..”.

“iya..Kak..”. Putri membuka kaos dan celananya dengan perlahan karena dia memang belum pernah membuka pakaiannya di depan orang lain.

“body lo lumayan juga, Put..”.



Renata memandangi tubuh Putri. Kulit Putri yang putih mulus bercahaya semakin menambah keindahan tubuhnya.

“sekarang buka bh ‘n cd lo..”.

“ngg..”.

“cepet !!”.

“i..iya Kak..”. Putri membuka bh dan celana dalamnya. Aroma harum memenuhi ruangan kamar Nadya begitu Putri membuka celana dalamnya. Putri pun menutupi payudara & vaginanya dengan kedua tangannya. Nadya mengambil celana dalam Putri dan menempelkan ke hidungnya.

“Put..lo pake sabun apa? kok V lo wanginya enak banget?”.

“ng..pake sabun Secret Triangle..”.

“oh..Secret Triangle..”.

“ukuran lo 34B?”, Renata melihat ukuran pada bh Putri.

“iya Kak..”.

“hmm..lumayan juga buat anak kelas 1..”.

“ngapain sih lo pake ditutupin segala..sama-sama cewek ini..”. Anita menyingkirkan kedua tangan Putri untuk menampilkan tubuh Putri secara utuh. Anita, Nadya, dan Renata kagum melihat tubuh Putri.

“lo masih perawan ya?”.

“iya..Kak..”.

“pantes aja..V lo keliatan masih rapet banget..”. Mereka berempat melanjutkan mencoba seluruh pakaian.



“Put..coba lo pake seragam gue yang ini..”. Seragam Nadya yang dipakai Putri sangat ketat di tubuh Putri, mengikuti lekuk tubuh Putri yang seperti gitar sedangkan rok SMAnya pendek, 6 cm di atas lutut dengan bahan yang mudah tertiup angin.

“nah..pas banget seragam gue yang udah gak muat..mulai besok..pakean lo mesti kayak gini..”.

“tapi Kak..”.

“jangan ngebantah..kalo lo gak mau..lo gak usah jadi Mizzlicious..”.

“i..iya Kak..”.

“oh iya..lo mesti kita make-over..biar muka lo gak kampungan kayak sekarang !!”. Anita menangani bagian rambut Putri, memakaikan pelembap rambut lalu menata rambut Putri dan sedikit memotong rambut Putri di sana-sini bagaikan penata rambut profesional. Nadya & Renata memperindah wajah Putri dengan bedak, maskara, eye-liner, perona pipi, dan lipgloss.

“nah..mulai besok..muka lo mesti kayak gini..malu-maluin kalo Mizzy gak bisa dandan..”. Wajah Putri semakin cantik menawan setelah di dandani. Tapi, apa gunanya di dandani jika sudah larut malam, begitu pikir Putri. 




“nih Put..pake nih..”.

“emang kita mau kemana, kak?”.

“kita clubbing..”. Mereka berempat mengganti pakaian mereka. Putri masih agak malu-malu dengan penampilan & pakaian barunya yang tidak menunjukkan kalau dia anak baik-baik. Begitulah kehidupan Putri sekarang, di sekolah dia selalu di suruh-suruh, dan malamnya, ber-clubbing ria sampai pagi. Sifat Putri mulai berubah, sering cabut, dandan, dan berpakaian seksi meski sifat Putri yang malu-malu kucing masih ada.

“Nad..bagi rokok lo dong..punya gue abis..”.

“gue juga abis Ren..”.

“kalo lo Ta?”.

“abis tadi..”.

“suruh si Putri beli aja..”.

“Put..beliin kita rokok..”.

“oke, kak..”. Rena pun menghentikan mobilnya tidak jauh dari sebuah warung pinggir jalan yang sangat sepi. Tiba-tiba Anita yang duduk di sebelah Putri merebut dompet Putri secepat kilat dari tas Putri.

“kok dompetnya diambil, kak?”.

“kita ada tes terakhir buat lo sebelum lo bener-bener jadi Mizzy..”.

“sekarang gue tanya..lo mau ngelakuin tes terakhir apa nggak?”.

“emangnya tes terakhir apa, kak?”.



“jawab dulu..kalo lo jawab ya..lo mesti lakuin..kalo nggak..lo turun ‘n selamanya gak akan bisa jadi Mizzy..”.

“iya, kak..saya siap..”, jawab Putri dengan mantap.

“oke kalo gitu..tes terakhir lo..beliin kita rokok tapi lo belinya pake cd ‘n bh lo..”.

“ha?! maksudnya, kak??”.

“lo tuker cd ‘n bh lo ama 1 bungkus rokok di warung itu..”.

“t..t..ta..tapi..kak??”.

“gak ada tapi..tapi..lo mesti ngelakuin..”.

“cepet lo buka bh ‘n cd lo di sini..apa lo mau ngelepas cd ‘n bh lo di luar?”.

“i..i..ya..kak”. Putri membuka kancing baju seragamnya dengan bergegas. Kedua buah payudara Putri yang putih mulus, kenyal pun tidak tertutup apa-apa lagi. Payudara Putri terlihat begitu indah dan sesuai dengan proporsi tubuh Putri meski tidak besar seperti Renata. Kulit payudara Putri yang putih & halus serta kedua putingnya yang agak pucat sedikit seperti warna jambu air yang sebentar lagi matang (pucat agak kemerah-merahan) membuat payudaranya terlihat begitu ranum & menggiurkan.



Memang, belum ada pria yang menjamah tubuhnya, tapi Putri sudah sering merasakan nikmatnya ‘menyusui’ karena Nadya, Anita, dan Renata suka sekali mengemuti puting Putri tanpa membuat Putri orgasme satu kali pun. Jadi, bagi Putri siksaan terberat bukanlah disuruh-suruh oleh Nadya, Renata, dan Anita melainkan rasa aneh yang ingin meledak & mengalir di tubuhnya saat mereka bertiga bergantian mengemuti putingnya.

“eit..lo buka cd lo di luar..di depan yang jaga warung..”.

“ampun, kak..jangan, kak..ampuuun, kak..pleeassee, kak..”, pinta Putri ingin menangis membayangkan betapa malu nantinya.

“gak ada ampun..ampun..cepet lo keluar !!”. Nadya membuka pintu dan menarik Putri keluar. Antara deg-degan, malu, dan ingin menangis yang Putri rasakan sambil mendekati warung itu.

“permisi, Pak..”.

“iya, neng..mau beli apa, neng?”. Penjaga warung yang separuh baya itu sumringah dan keliatan senang ada cewek SMA yang sangat cantik yang datang ke warungnya.

“saya mau beli rokok ***..1 bungkus..”.

“kok cantik-cantik ngerokok, neng?”, balas penjaga warung menggoda Putri sambil mengambilkan rokok tersebut.



“…”.

“ini neng..”. Putri menengok ke belakang berharap Nadya, Anita, dan Renata tidak jadi menyuruhnya. Tapi, Renata malah menunjukkan hpnya dan Nadya berlaga seperti sedang striptease yang lalu menunjuk ke hp Renata dan seperti sedang berbicara yang langsung dimengerti oleh Putri karena dia memang ahli membaca gerak bibir.

“tarian striptease lo ada di hp Rena..”. Putri baru ingat kalau Renata pernah menyuruhnya menari striptease sampai benar-benar bugil dan sampai hari ini dia baru tau kalau kejadian itu direkam. Putri tau kalau video itu akan disebar jika dia tidak melakukan tes terakhirnya ini.

“tapi, Pak..”.

“kenapa, neng?”.

“saya gak bisa bayar pake uang..”.

“lho? terus bayar pake apa, neng?”.

“pake ini, Pak..”. Putri membuka kepalan tangannya dan memperlihatkan apa yang dari tadi ia genggam.

“apa ini? bh?”, kata penjaga warung mengambil bh Putri dan mengamatinya dengan seksama.



“iya, Pak..itu bh saya..”.

“maap neng..gak bisa..masa rokok dituker ama bh..”. Tiba-tiba Putri memasukkan tangannya sendiri ke dalam rok mininya dan menurunkan celana dalamnya. Putri mengangkat kakinya satu per satu untuk melepas cdnya.

“ini, Pak..”. Benar-benar memalukan. Mungkin jika disuruh melakukan ini atau bunuh diri, Putri akan memilih bunuh diri saja karena perasaan malunya tak terbendung. Putri menyerahkan celana dalamnya yang sedari pagi ia pakai (fresh from the ‘oven’), tentu saja aroma vagina Putri yang khas & wangi sangat melekat di celana dalamnya itu. Dengan perlahan, penjaga warung itu mengendus-endus cd Putri yang sekarang ada di tangannya. Baru kali ini, penjaga warung itu mencium celana dalam gadis yang begitu wangi karena si penjaga warung paling-paling menyewa jablay yang kebanyakan bentuk & aroma vaginanya sudah tidak karu-karuan.

“gimana, Pak?”.

“ngg..”.

“tolong, Pak..”, rasa malu Putri tidak bisa tertandingi apapun saat ini. Tidak pernah terlintas di otak Putri, menukar bh & cdnya hanya untuk sebungkus rokok.



“yaudah neng..ambil aja..”.

“makasih ya, Pak..”. Putri langsung berbalik badan ingin segera meninggalkan tempat itu. Pembungkusnya saja sangat harum, apalagi isinya.

“AAA..LEPASIN !! LEPASIN !!!”, Putri meronta-ronta karena tiba-tiba dia dipeluk dengan erat dari belakang.

“percuma lo teriak..di sini sepi..”, bisik si penjaga warung yang bernafsu sekali ingin merengkuh kenikmatan dari tubuh sintal Putri setelah menikmati cd Putri yang wangi tadi. Dalam benak si penjaga warung, sudah terbayang kenikmatan yang akan ia dapat dari gadis SMA yang sedang dibekapnya dan si penjaga warung juga sudah berencana akan menyekap Putri di rumahnya agar bisa melampiaskan nafsu sesukanya kepada gadis SMA yang sangat cantik & sexy ini.

“TOLONG !!! TOLONG !!!!”, teriak Putri sekencang-kencangnya.

“berisik amat sih lo !!”.

“hmmpppfff…”. Penjaga warung itu menyumpal mulut Putri dengan celana dalam Putri sendiri. Penjaga warung itu terlalu fokus dengan ‘hasil tangkapan’nya sehingga tak menyadari kalau mobil yang berhenti agak jauh dari warungnya itu masih ada orang di dalamnya.



Putri masih meronta-ronta dengan kuat meski usahanya sia-sia karena dekapan si penjaga warung begitu kuat. Suatu benda asing masuk ke dalam rok SMA Putri secepat kilat. Putri menggerakkan pinggulnya seperti menghindarkan daerah pribadinya dari sesuatu. Rupanya benda asing itu adalah tangan kiri si penjaga warung yang meraba-raba daerah vagina Putri. Tangan penjaga warung dan bibir vagina Putri bersentuhan langsung karena memang sudah tidak ada yang menutupi daerah pribadi Putri.

“mmppff..mmpppff..”, Putri mengeluarkan air mata tak rela daerah pribadinya disentuh penjaga warung apalagi saat Putri merasa mulai menikmati permainan tangan penjaga warung. Putri merasa rendah, lebih rendah dari seorang pelacur, saat ini karena otaknya menolak tapi tubuhnya sangat menerima tangan penjaga warung yang terus ‘membelai’ vaginanya. Lama kelamaan perlawanan Putri semakin lemah tak bertenaga. 




‘serangan’ langsung ke vaginanya membuat naluri alami Putri sebagai seorang wanita yang sedang terangsang muncul. Putri sudah pasrah meski pikirannya tetap menolak dan air matanya tetap mengalir karena tak rela tubuhnya yang dari dulu ia jaga & ia rawat dengan baik-baik untuk calon suaminya nanti akan dinikmati duluan oleh penjaga warung yang jauh sekali dari kata tampan.

“gimana? enak kan? wahahaha..”, penjaga warung tertawa puas karena merasa sudah menguasai Putri dan selanjutnya bisa melakukan apa saja sesuka hatinya. Kini, kedua tangan penjaga warung itu sudah berada di dalam rok Putri dan bersiap untuk ‘mencolok’ vagina Putri dengan jarinya.

“Ren..selametin Putri..”, Anita sangat cemas.

“gak usah..kayaknya dia demen diobok-obok gitu..hahaha..”.

“iya Ren..selametin..daripada ntar dia diperkosa terus dia lapor polisi..kita juga yang repot ntar..”.

“iya..iya..iya..yaudah..kita keluar..”. Suara sirine polisi terdengar, spontan si penjaga warung langsung lari terbirit-birit.



Putri yang masih tak berdaya hampir terjatuh ke tanah karena kedua lututnya gemetar. Anita & Nadya menangkap Putri dengan sigap sementara Renata menghentikan rekaman suara sirine polisi dari hpnya. Anita & Nadya memapah Putri berjalan menuju mobil dan Renata memungut cd & bh Putri.

“brrmmm..”. Mereka berempat pun pergi menjauh dari tempat itu.

“gimana, Put? rasanya V lo diobok-obok ama penjaga warung? kayaknya lo tadi keenakan ya? hahahaha !!”. Putri hanya diam mendengar ejekan Renata karena dia masih shock dengan apa yang baru saja ia alami. Dan yang membuat Putri semakin sedih, tubuhnya tadi menerima perlakuan penjaga warung karena rasa aneh & ‘panas’ yang sering ia rasakan saat Anita, Renata, & Nadya mengemuti putingnya.

“selamet Put..lo udah resmi jadi seorang Mizzy..”.

“dan karena lo udah nuker cd ‘n bh lo buat rokok..mulai besok tiap ke sekolah..lo jangan pernah pake cd ‘n bh lagi..kalo lo ngelanggar..kita bakal nelanjangin lo di sekolah ‘n mamerin body lo di lapangan..biar ditonton ama anak-anak..”.



Sudah pakaian harus seminim mungkin, dandan, ditambah lagi tidak boleh memakai celana dalam & bh setiap hari, Putri tidak menyangka akan begini jadinya. Sejak saat itu, takut dengan ancaman Nadya, Putri tidak mengenakan cd & bh setiap harinya. Anita, Nadya, dan Renata pun bergantian menculik Putri ke toilet setiap hari pada jam istirahat untuk sekedar mengecek apakah Putri memakai cd & bh atau tidak. Tanktop & hotpants pun tidak diperbolehkan dipakai Putri. Tentu saja teman-teman Putri menyadari betul kalau Putri tidak pernah memakai bh lagi karena tonjolan kecil yang ada di daerah dadanya tercetak di seragam Putri yang ketat. Apalagi saat pelajaran olahraga, kaos & celana olahraga menempel erat mengikuti setiap lekuk tubuh Putri. Puting Putri tercetak jelas di kaos olahraganya serta bongkahan pantatnya juga tercetak jelas di celana olahraganya. Dan yang paling menarik ‘perhatian’ adalah daerah pribadi Putri yang tercetak seperti huruf V dengan indahnya.



Jakun teman-teman Putri yang cowok selalu naik turun jika melihat keindahan & kemolekan tubuh Putri. Saat-saat yang paling mengenakkan bagi anak cowok adalah saat Putri mulai berlari baik saat mengelilingi lapangan untuk pemanasan maupun jika sedang olahraga karena payudara Putri berguncang dengan indahnya membuat tangan cowok-cowok ‘gatal’ ingin memegangi & menampung payudara Putri yang menggiurkan itu dan ditambah keringat Putri yang semakin menambah keindahan kulit Putri. Bahkan, Kemal, teman baik Putri ingin sekali menikmati tubuh Putri. Awalnya, Putri risih, tapi entah kenapa lama kelamaan, Putri terbiasa dengan keadannya sekarang bahkan Putri sampai-sampai tidak menyadari kalau setiap hari dia ke sekolah tanpa bh dan tanpa cd. Berbeda dengan cowok yang hanya punya 1 reaksi jika melihat Putri yang sekarang yaitu mupeng, reaksi teman-teman Putri yang cewek berbeda-beda. Ada yang sekedar iri, menjauhi Putri, menjadikan Putri sebagai ratu lebah alias bos, dan ada juga cewek-cewek yang tidak kalah cantiknya dengan Putri seperti ingin mengalahkan pesona Putri dengan memakai pakaian yang lebih minim sehingga para cowok semakin ‘untung’.



Nadya, Anita, dan Renata senang karena semakin hari Putri semakin berubah jadi cewek badung seperti mereka.

“bang..ayo dong bang..kita butuh banget..”.

“iya bang..badan kita udah panas dingin..”.

“emang lo butuh berapa sih?”.

“ya kira-kira 100 gram lah bang..please bang..kita mau party bang..”.

“100 gram? hahaha..lo gila kali ya..bayar dulu utang lo betiga yang kemaren..baru gue kasih..”.

“ya gimana..bang..kita bener-bener lagi gak punya uang bang?”.

“kita bayar pake ini deh bang..”. Dengan kompak Nadya, Anita, dan Renata mendekati Arman, si penjual narkoba, lalu mengangkat rok mereka tinggi ke atas untuk menawarkan vagina mereka sebagai ganti pembayaran hutang mereka.

“gak usah..gue udah bosen ama memek lo betiga..”, kata Arman yang memang sudah sangat sering meniduri Anita, Renata, dan Nadya karena mereka bertiga sering berhutang kepada Arman.



Arman berdiri di jendela dan menatap ke luar.

“itu siapa?”, tanya Arman melihat seorang gadis cantik duduk menunggu di dalam mobil Renata.

“itu anak buah baru gue..namanya Putri..”, jawab Renata.

“hmm..si Putri itu masih perawan?”.

“masih..dia masih perawan ting-ting..”.

“kalo gue bisa tidur ama dia ‘n terbukti dia masih perawan..utang lo bakal gue anggep lunas..gimana?”.

“tapi permintaan kita tadi dikasih juga kan?”.

“kalo kebukti dia masih perawan..”.

“asik..asik..makasih ya bang..”, Nadya kegirangan.

“gila lo Ren..masa lo mau ngejual Putri ke bang Arman?”, tanya Anita setelah Arman pergi dari tempat biasa mereka bertemu itu.

“mau gimana lagi Ta..kita kan butuh banget..”, jawab Nadya.

“lagian lo juga make kan? bawel banget..”.

“tapi gue make gak separah lo bedua ‘n gue gak bakal tega ngejual Putri yang masih bersih cuma buat barang kita..”.

“diem lo !!”. Sebenarnya, Renata juga masih punya hati dan memikirkan perkataan Anita, tapi dia sangat butuh barang haram itu.



2 minggu berjalan seperti biasa. Ujian tengah semester pun telah mereka lalui dan sekarang liburan telah mendatangi Mizzlicious.

“Put..lo ikut kita ya..ke pantai..”, ajak Nadya.

“ke pantai, kak? asiik..berapa hari kak?”.

“ya mungkin sekitar 3-4 hari..”.

“asiik..”. Keesokan harinya, mereka berempat berangkat menuju rumah pantai milik keluarga Renata. Mereka berempat bersenang-senang di pantai.

“gimana Put..bagus kan?”.

“iya, kak..di sini pemandangannya bagus..”. Anita & Putri mengobrol di teras yang menghadap ke pantai sehingga mereka bisa melihat sunset dengan jelas.

“nih Put..minuman lo..”, kata Renata.

“iya kak..makasih kak..”, Putri keheranan dengan sikap Renata.

“kak Nadya kemana?”, tanya Putri sambil menyeruput minuman yang diberikan Renata tadi.

“gak tau tuh..katanya mau nyari makanan dulu..”.

“oh..”. Mereka bertiga asik mengobrol, tapi tak lama kemudian, Putri merasa matanya sangat berat.

“Kak Nita..Kak Rena..Putri mau tidur duluan ya..tiba-tiba Putri ngantuk banget..”.

“oh yaudah..”.



Putri melenggang pergi menuju kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur. Putri merasa kepanasan dan gerah. Terlalu panas baginya, Putri yang sudah sangat mengantuk tanpa pikir panjang melepas kaos & celana pendeknya sehingga tinggal bh & cdnya yang berwarna putih melekat di tubuh Putri.

“akhirnya balik juga lo Nad..”.

“iya..”. Selain Nadya, ada 1 orang lagi turun dari mobil.

“mana si Putri? gue udah gak tahan..”, kata Arman yang sudah tak sabar lagi ingin mendapatkan ‘bayaran’nya.

“ada..tapi bang Arman..janji dulu..”.

“tenang aje lo pada..kalo emang Putri masih perawan..utang lo bakal gue anggep lunas ‘n bakal gue kasih barang..”.

“oke..kalo gitu ikut gue bang..”. Sambil menuju kamar Putri, Arman asik meremas-remas pantat Renata yang ada di depannya. Diantara bertiga, memang Renata yang paling ‘dekat’ dengan Arman. Hubungan mereka sudah seperti suami istri dan Arman sudah mengenal betul setiap senti dari tubuh Renata karena saking seringnya mereka berhubungan intim.



Hampir setiap malam, Arman bisa menikmati tubuh Renata karena Renata selalu mengundang Arman ke rumahnya jika sedang tidak ada orang. Dan jika sedang ada orang di rumahnya, tapi dia sedang ‘ingin’, Renata akan pergi & menginap di kontrakan Arman hanya untuk sekedar memberikan kehangatan tubuhnya ke Arman. Sejak merelakan tubuhnya untuk membayar hutangnya, Renata malah jadi ketagihan karena Arman bisa membuatnya benar-benar puas. Tentu saja, Arman yang berwajah jelek itu pun senang sekali, gadis secantik Renata mau melayaninya kapan saja. Bahkan Arman sering membolehkan teman-temannya ikut menikmati tubuh Renata, dan Renata tidak menolak karena Renata bisa dibilang jadi maniak seks sejak ‘diaduk-aduk’ oleh Arman.

“nih bang..kamarnya..”.

“oke..”.

“bang..abis dari kamar Putri..ke kamar gue ya..”, kata Renata dengan nada manja.

“iya Rena sayang..tenang aja lo..hehe..”. Arman pun melumat bibir Renata seperti yang biasa mereka lakukan. Setelah itu, Renata meninggalkan Arman yang berdiri di depan pintu kamar Putri.



Arman merasa beruntung sekali tanpa harus berpendidikan tinggi & kaya, dia bisa menyetubuhi gadis SMA secantik Nadya, Anita, dan Renata yang bisa ‘dipakai’ kapan saja dan sebentar lagi dia bisa menikmati tubuh gadis cantik yang belum tersentuh sama sekali.

“kriiek..”. Arman langsung bisa melihat seorang gadis cantik sedang tertidur ketika dia membuka pintu. Arman menelan ludahnya sendiri menyaksikan pemandangan yang sekarang ada di depan matanya. Tubuh putih mulus terbaring di atas ranjang hanya tertutup celana dalam dan bh saja. Arman melucuti pakaiannya sendiri dalam sekejap. Dia menutup dan mengunci pintu kamar, Arman ingin menikmati tubuh indah yang ada di depannya tanpa gangguan karena Arman yakin dia akan merengkuh kenikmatan sebanyak-banyaknya dengan gadis yang seperti dalam mimpinya selama ini. Ketika Arman naik ke atas ranjang, Putri tiba-tiba terbangun.

“siapa lo ??!!”, teriak Putri. Arman langsung naik ke atas tubuh Putri dan menindihnya sehingga usaha Putri meronta-ronta sia-sia.



Arman tak pikir panjang lagi, bibir Putri yang tipis itu langsung diemut-emut.

“tol..mppfhh..tol..”, teriak Putri terputus-putus karena setiap kali Putri berusaha menjauhkan bibirnya, bibir Arman langsung menempel lagi ke bibir Putri bagaikan ada magnetnya. Putri sama sekali tidak bisa menggerakkan kedua tangannya, kedua pergelangan tangannya ditekan oleh Arman. Putri menutup bibirnya rapat-rapat saat Arman berusaha menyelipkan lidahnya ke dalam mulutnya. Arman tidak jadi mengajak Putri french-kiss, dia malah menjilati seluruh wajah Putri. 




“tolong..jangann..jangannn..”. Lidah Arman terus menyapu wajah Putri berulang kali sampai wajah cantik Putri basah oleh air liur Arman.

“jangann..jangann..hh..”, lirih Putri sambil melakukan perlawanan kecil. Ketakutan Putri terjadi, tubuhnya mulai merespon secara alami saat Arman menjilati kupingnya. Arman kini mencupangi & menciumi leher Putri.

“jaa..ngann..”, lirihan Putri semakin pelan, perlawanan Putri juga semakin melemah.



Arman tidak percaya, baru sampai leher saja, pertahanan Putri sudah mengendor. Berbeda sekali saat merangsang Anita, Nadya, ataupun Renata. Arman senang sekali, tubuh korbannya yang ini sangat sensitif sehingga dia tidak perlu tenaga ekstra untuk merangsangnya. Arman merobek bh Putri dengan sekali tarikan saja. Arman menelan ludahnya sendiri melihat sepasang gunung kembar Putri apalagi kedua putingnya yang sangat menggoda untuk diemut.

“tolong..jangan..”, Putri menangis berharap orang yang menindihnya akan kasihan karena Putri tau dia tidak bisa melakukan perlawanan. Perlawanannya cuma menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi payudaranya. Sikap Putri malah membuat Arman semakin bernafsu. Arman membuka kedua tangan Putri dan langsung menyerang kedua buah payudara Putri dengan ganas.

“nn..jaa..ngannhhh..mmhh..”, tidak bisa membohongi diri sendiri lagi, Putri mulai mengeluarkan desahan dari mulut mungilnya. Arman tersenyum merasa menang dan sudah menguasai Putri lalu Arman melanjutkan aktivitasnya, mengenyot-enyot kedua puting Putri.



Saatnya menuju hadiah utama, pikir Arman seraya turun dari atas tubuh Putri. Dalam keadaan normal, Putri pasti bangun dan setidaknya meninju orang ini, tapi nafsu sedang menguasainya sehingga meskipun otaknya menyuruhnya bangun dan meninju wajah orang ini sekuat-kuatnya namun tubuhnya seperti pasrah menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Arman bergerak ke bagian bawah tubuh Putri. Dengan sisa tenaga, Putri merapatkan kedua pahanya untuk melindungi daerah pribadinya dari orang asing ini. Tentu saja, dengan mudah Arman membuka paha Putri. Memang, mata Arman langsung menuju daerah ‘segitiga’ Putri, tidak sabar ingin melihat keindahan dari vagina yang belum tersentuh lelaki manapun itu, tapi Arman ingin menikmati setiap jengkal dari tubuh indah Putri dengan berlama-lama. Arman mengelus-elus kedua paha Putri yang benar-benar putih, mulus, dan halus bagai salju. Tubuh Putri sedikit bergetar saat Arman menggunakan telunjuknya mengelus-elus pangkal pahanya.



“hehehe..enak ya?”, ejek Arman. Putri malu sekali dengan ejekan Arman karena memang benar, dia mulai menikmatinya. Arman melancarkan kecupan demi kecupan ke daerah vagina Putri.

“jaaa…mmmhhh…”, tak sadar Putri mendesah saat Arman menjilat vaginanya yang masih terbungkus celana dalam itu. Tak sabar lagi, Arman merobek celana dalam Putri. Air liur Arman hampir menetes keluar melihat vagina Putri yang benar-benar terawat. Bibir vagina Putri masih rapat menutup. Wangi dari daerah kewanitaan Putri membuat Arman semakin gregetan dengan vagina Putri yang halus tanpa ada rambut kemaluan karena Putri memang senang mencukur rambut kemaluannya.

“anjrit..memek lo bagus banget..bakalan enak..hahahaha..”, kata Arman sebelum membenamkan kepalanya ke selangkangan Putri. Putri mendorong kepala Arman menjauh dari selangkangannya, tidak ingin terangsang lebih jauh. Tapi, percuma saja, Arman kekeuh menciumi ‘lembah’ kenikmatan Putri dan tanpa sadar Putri melebarkan kedua pahanya seperti memberi keleluasaan untuk Arman.



Arman meniupi bibir vagina Putri sehingga Putri semakin kehilangan kontrol atas tubuhnya sendiri.

“aaahh..”, tubuh Putri bergetar & menggeliat-geliat saat Arman mulai menciumi & menjilati klitorisnya. Arman melebarkan bibir vagina Putri dengan 2 jarinya. Daging bagian dalam dari vagina Putri terlihat merah merekah yang tentu saja semakin membangkitkan ‘selera’ Arman.

“sllpphhh…slllpphhh..”.

“aahhh..mmhhh..”, Putri sudah tidak bisa berpikir lagi, yang dia rasakan hanyalah rasa kenikmatan yang menjalar di sekujur tubuhnya yang bersumber dari daerah pribadinya itu sehingga tidak heran kalau Putri mendesah keenakan karena lidah Arman sudah bergerak-gerak menjilati bagian dalam vaginanya. Tubuh Putri bereaksi secara alami, kedua paha Putri merapat menjepit kepala Arman, tidak ingin Arman pergi dari sana. Arman pun merasa nyaman terjepit di antara kedua paha Putri yang benar-benar putih mulus sehingga Arman semakin gencar ‘menyerbu’ vagina Putri ingin merasakan cairan cinta Putri.



“AAAAHHH !!!”, tubuh Putri menegang dan sedikit menekuk ke atas sedang menikmati orgasme pertamanya. Putri merasakan rasa yang sangat luar biasa, semua beban pikirannya hilang dan tubuhnya terasa ringan sekali.

“slrrpp..ssllrrpp..”, Arman dengan sigap meminum cairan vagina Putri. Arman tidak percaya, baru kali ini dia merasakan cairan vagina yang rasanya sama manis & gurihnya seperti madu.

“eemmhh..udaaahhh..”, pinta Putri karena Arman terus menjilati vaginanya. Arman mengangkat kedua kaki Putri ke bahunya sendiri dan menyiapkan penisnya untuk ‘menjajah’ Putri.

“jangan !! jangan !!”, Putri menggeleng-gelengkan kepalanya. Arman mengelus-eluskan kepala penisnya ke belahan bibir vagina Putri.

“jaa..hhh..mmhh..”, tubuh Putri malah tidak sabar menerima tusukan Arman. Tadinya, Arman ingin menusuk Putri dengan sekuat tenaga, tapi melihat wajah Putri, dia tidak tega. Wajah cantik Putri yang sedang terangsang membuat kebengisan Arman jadi hilang.



Perlahan tapi pasti, kepala penis Arman merembet masuk ke vagina Putri. Baru beberapa senti saja, Putri merintih-rintih. Arman mendorong penisnya lagi, susah sekali dan bagai macet. Liang vagina Putri yang belum pernah ‘dijajah’ sama sekali terlalu sempit untuk ‘menyarungi’ penis Arman yang kategorinya cukup besar itu. Dorongan demi dorongan kecil berhasil membuat penis besar Arman semakin dalam masuk ke liang vagina Putri. Masih terasa susah, Arman menarik penisnya sedikit hanya untuk didorongkan kembali masuk lebih dalam ke liang vagina Putri. Hilang sudah kesucian tubuh Putri saat penis Arman terus masuk ke liang vagina Putri yang merobek selaput daranya. Putri menjerit keras kesakitan. Sesak sekali rasanya, pedih, perih, sehingga air Putri semakin deras mengalir. Sakit yang teramat sangat membuat Putri sulit menggerakkan tubuhnya karena penis Arman terasa seperti paku. Arman diam, menghayati kenikmatan dinding vagina Putri yang berdenyut-denyut menjepit penisnya sehingga penis Arman terasa seperti dipijit-pijit.



Hangat, basah, dan juga sempit. Putri yang tadi kesakitan keliatannya mulai tenang kembali, Arman pun mendorong penisnya lagi. Rintihan kembali keluar dari mulut Putri yang mungil itu, wajah Putri mengernyit menahan sakit yang terasa menyiksanya. Tanpa sadar, Putri mendekap Arman sekuat-kuatnya. Penis Arman pun sudah berhasil ‘bersembunyi’ seluruhnya di dalam liang vagina Putri. Keduanya terdiam sejenak, Putri merasa bagian bawah tubuhnya benar-benar terasa penuh sesak sedangkan Arman merasa seperti di surga, baru kali ini dia merasakan vagina yang begitu sempit. Keduanya saling bertatap mata, Arman menatap mata Putri yang indah itu dengan nafsu, sedangkan Putri menatap mata Arman dengan benci & dendam, tapi Putri sadar dia tak bisa berbuat apa-apa, tubuh mereka berdua kini sudah berhubungan dipersatukan alat kelamin mereka. Putri hanya bisa berharap, semua ini cepat selesai, dan rasa sakit, perih, dan penuh sesak di vaginanya segera hilang.



Arman menarik lalu mendorong penisnya perlahan. Penis Arman susah bergerak karena liang vagina Putri masih terlalu sempit & kesat. Dengan sedikit goyangan & putaran, penis Arman sedikit lebih lancar timbul-tenggelam di vagina Putri. Putri merintih dan mengerang, setiap kali Arman menarik penisnya, bibir vagina Putri ikut tertarik keluar, dan saat Arman mendorong penisnya, bibir vagina Putri juga ikut melesak masuk karena bibir vagina Putri begitu erat menggigit batang penis Arman. Semakin lama, penis Arman semakin lancar menyikat liang vagina Putri karena terbantu cairan vagina serta darah keperawanan Putri. Rasa sakit & pedih itu lambat laun berubah menjadi rasa nikmat seiring semakin lancarnya gerakan penis Arman. Putri memejamkan matanya menghayati benda asing yang sedang menyerbu ke dalam vaginanya itu, setiap jengkal penis Arman terasa sekali bergesekkan dengan dinding vaginanya. Putri menggigit bibir bawahnya sendiri saat gelombang yang tadi dia rasakan mulai menjalar lagi di sekujur tubuhnya.

“HEENNHH !! OOHHH !!”, erang Putri melepaskan rasa puncak kenikmatannya.



Tubuh Putri mengejang dan sedikit melengkung ke atas.

“hmppffhh..”. Penis Arman terus menumbuk vagina Putri sementara pemiliknya sedang asik menikmati kelembutan bibir Putri. Putri mulai menikmati persetubuhan ini. Malah, sekarang Putri tidak ingin kejadian ini selesai dan ingin penis Arman tetap mengisi dan merojoki vaginanya untuk selamanya karena rasanya benar-benar nikmat tak ada duanya. Kini, Arman & Putri bekerja sama saling berpacu mendaki puncak kenikmatan mereka. Erangan, lenguhan, desahan, dan tarikan nafas mereka berdua menghiasi persetubuhan yang panas itu. Gadis cantik yang putih mulus bersama-sama preman jelek berkulit hitam itu sama-sama menikmati kelamin mereka yang sedang ‘berpacaran’ itu. Tubuh keduanya yang kontras itu bercucuran keringat terbakar api birahi mereka masing-masing. Sambil tetap memompa vagina Putri, Arman & Putri saling berpelukan erat. Arman semakin tergila-gila dengan gadis cantik yang sedang digempurnya ini.



Tubuh Putri yang berpeluh keringat sama sekali tidak berbau malahan aroma wangi semakin kuat tercium oleh Arman seakan-akan keringat Putri wangi. Semakin berkeringat, tubuh Putri semakin wangi menggoda, nafsu Arman semakin meloncat tinggi sehingga Arman pun mencumbui dan menjilati wajah & leher Putri. Tentu saja, Arman sama sekali tidak keberatan dengan bulir-bulir keringat yang ada di sekitar wajah & leher Putri karena Arman benar-benar tergila-gila dengannya.

“aahhh…aaahh…heeemmmhh..errgghhh..nnnhhhh !!”.

“OOKKHHH !!”. Kuku-kuku tangan Putri menancap di punggung Arman sementara Arman menghujamkan penisnya sekuat-kuatnya ke dalam vagina Putri. Penis Arman menembakkan isinya sekuat-kuatnya ke dalam rahim Putri. Putri merasa liang vaginanya terasa hangat sekaligus nyaman sekali. Dua-duanya terdiam mengatur nafas mereka masing-masing yang hampir seirama itu. Arman merasa bangga sekaligus puas telah berhasil mendapatkan keperawanan & merengkuh kenikmatan dari tubuh gadis yang sangat cantik seperti Putri.



Sedangkan Putri merasa marah, sedih, malu, dan hampa sekaligus. Kesucian tubuhnya yang selama ini bisa dia jaga dengan saat baik, telah hilang dirampas oleh seorang laki-laki beringas yang berwajah jelek, dan lebih memalukan bagi Putri, dia benar-benar menikmati persetubuhan tadi. Arman mencabut penisnya yang sudah lemas dari vagina Putri dan tidur terlentang di samping Putri untuk beristirahat sejenak. Putri menatap langit-langit kamar, berpikir bagaimana nasibnya nanti, tak akan ada laki-laki yang mau menjadi suaminya jika tau tubuhnya sudah ternoda. Arman turun dari tempat tidur dan memungut pakaiannya sendiri yang berceceran di lantai lalu menuju ke pintu kamar. Setelah membuka pintu kamar, Arman menengok ke belakang ke arah Putri yang masih terkulai lemas di tempat tidur. Sebenarnya masih ada gadis cantik yang menunggu batang kejantanannya itu, tapi melihat Putri yang terbaring lemas seperti sudah pasrah apa yang akan terjadi selanjutnya membuat Arman berpikir 2 kali meninggalkan Putri. 




Daripada bersama Renata, mendingan tetap bersama Putri karena tubuh Putri belum semua tereksplorasi. Lagipula masih ada 2 lubang Putri yang belum dijajal. Pikiran itu semakin memantapkan hati Arman untuk mengunci pintu lagi. Penis Arman pun perlahan mulai bangun lagi, siap untuk mencolok Putri lagi. Arman pun menggempur Putri lagi dengan nafsu yang berkali lipat dari sebelumnya. Putri sekarang hanya bisa pasrah digempur lagi oleh Arman sampai-sampai Putri pingsan karena kecape’an. Saat bangun, Putri hanya sendirian di kamar itu. Ada rasa aneh di tenggorokannya, dan lengket di sekitar vagina & pantatnya. Pantat & selangkangannya terasa ngilu seperti terbakar. Putri berjalan tertatih-tatih keluar kamar sambil menahan ngilu di bagian bawah tubuhnya. Tidak ada siapa-siapa, tinggal dia sendiri di rumah itu. Putri berjalan ke arah pantai dan terus ke arah laut. Putri tidak memikirkan lagi dirinya yang berjalan ke arah laut tanpa mengenakan apapun.



Putri sudah terendam seluruhnya di dalam air laut.

“selamat tinggal Papa..Mama..Kakak..”. Putri membuka mulutnya agar nyawanya cepat tercabut. Pandangan Putri mulai kabur, dia sudah susah bernafas.

“…”. Putri membuka kedua matanya.

“dimana nih?”. Sambil melihat ke sekelilingnya, Putri berusaha mengumpulkan kesadarannya. Sepertinya dia kenal tempat dia berada kini. Ternyata benar, ini adalah kamarnya. Bagaimana caranya? siapa yang membawanya? kenapa orang itu menolongnya?. Dengan semangat hidup yang sudah padam, Putri lalui hari-hari liburannya dengan depresi. Putri tidak berani bilang ke orang tuanya tentang kejadian itu. Kedua orang tuanya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka di luar kota sampai bulan depan. Dan kakaknya juga sibuk kuliah di luar kota. Tapi, Putri tidak menyadari ada orang yang mengamati gerak-geriknya di rumah itu dengan pandangan yang lain. Saat Putri sedang merenung di tempat tidurnya sendirian, tiba-tiba Putri teringat momen-momen saat penis Arman menginvasi vaginanya.



Rasa geli mulai menjalar di sekujur tubuh Putri. Semakin kuat Putri berusaha menyingkirkan pikiran itu, malah semakin ingat akan kenikmatan yang dia rasakan saat itu. Tangan Putri bergerak sendiri menyelip masuk ke dalam cdnya dan mengelus-elus belahan bibir vaginanya sendiri karena daerah vaginanya terasa aneh seperti agak gatal. Rasa gatal itu pun sirna saat Putri mengelus-elus daerah vaginanya dan berganti menjadi rasa nikmat, tapi rasa gatal itu langsung muncul kembali saat Putri menghentikan gerakan tangannya. Putri pun mulai memainkan vaginanya sendiri. Bh & cd sudah lepas dari tubuh Putri.

“mmhhh…”, desahan lembut keluar dari mulut Putri menikmati permainan tangannya sendiri. Terasa tidak cukup mengelus-elus & mengusap-usap klitoris serta bibir vaginanya saja, Putri mendorong 2 jarinya perlahan masuk ke dalam vaginanya. Vaginanya masih terasa sakit dimasuki benda asing meski 2 jarinya itu tidak sebesar penis Arman. Desahan pelan & merdu keluar terus dari mulut Putri sebagai ekspresi dari kenikmatan yang sedang ia rasakan.



Kedua matanya tertutup, menghayati kenikmatan yang sedang melandanya. Terlalu sibuk dengan aktivitasnya, Putri tidak sadar kalau sedang direkam oleh seseorang. 2 jarinya kini bergerak keluar masuk vaginanya dengan sangat lincah.

“HEENNGGHH !!”, kepala Putri mendongak ke atas, tubuhnya berkedut-kedut, dan kedua kakinya menegang. Ringan sekali, segala beban yang dari tadi ia pikirkan seperti hilang bersama cairan vaginanya yang mengalir keluar dari sela-sela bibir vaginanya. Setelah nafas & tubuhnya tenang, Putri turun dari tempat tidur. Kedua lututnya gemetar, masih kena efek samping orgasmenya tadi. Dengan perlahan, Putri berhasil sampai ke kamar mandi. Dia membuka keran air dingin pancurannya.

“eemh..”. Air dingin yang mengguyur tubuhnya mengembalikan tenaga Putri 100%. Tubuh putihnya yang terguyur air terlihat semakin sexy dan menggiurkan. Rasa putus asa Putri kini berganti menjadi dendam kesumat.



Mau lapor polisi tentang pemerkosaannya itu, sama sekali tidak ada bukti, dan mungkin sperma Arman sudah tidak berbekas di dalam rahimnya. Putri memikirkan suatu cara balas dendam yang benar-benar perih kepada 4 orang itu. Saat sedang berpikir, tiba-tiba ada orang yang memeluknya dari belakang.

“Mang Ujang gak nyangka..ternyata non Putri sekarang bandel ya..”.

“Mang Sapto ?! KELUAR !!!”, teriak Putri sambil berusaha lepas dari dekapan Mang Sapto.

“daripada maen sendirian..mendingan maen ama Mang Sapto, non..hehe..”.

“NGGAK !!! LEPASIN !!!!”.

“non Putri gak bisa nolak..Mang Sapto udah ngerekam non Putri tadi..”.

“APA?!!”.

“kalo gak mau badan non Putri jadi tontonan gratis..non Putri harus mau ngelayanin Mang Sapto..”.

“tolong Mang..jangann..”, nada suara Putri berubah jadi memelas.

“tenang aja non..asalkan Mang Sapto boleh ngentotin non kapan aja..gak bakal kesebar..”.

“…”.

“gimana non?”. Mang Sapto mengusap-usap perlahan daerah vagina Putri.

“jangan di situ…”, teriak Putri dalam hati karena jika bagian itu tersentuh, dia akan langsung kalah.



“mm..yaa..”.

“wahaha..mulai sekarang memek non punya Mang Sapto..jadi Mang Sapto bisa pake kapan aja..hahahaha !!”, Mang Sapto tertawa penuh kemenangan sambil membayangkan kenikmatan yang bisa direngkuh dari tubuh Putri yang menggiurkan setiap hari sampai kedua orang tuanya pulang. Sementara itu, di lain tempat, perumahan pinggir kota.

“POLISI !! RUMAH INI SUDAH KAMI KEPUNG !!”.

“Braaakk !!”.

“ANGKAT TANGAN !!!”. 2 orang polisi mengejar seseorang yang kabur lewat pintu belakang.

“DORRR !!”.

“DORR !!!”.

“DORRR !!”. 3x tembakan peringatan telah dikeluarkan.

“ANGKAT TANGAN !!”, 1 polisi telah berada di depannya sudah mengarahkan pistol ke orang itu. 2 polisi di belakang & 1 polisi di depan membuat orang itu tak punya pilihan. Sambil terus berlari, dia bersiap menembak polisi yang menghadangnya.

“DORRR !!!”, peluru keluar dari moncong senjata sang polisi. Orang itu langsung mati seketika di tempat karena peluru tadi tepat menembus jantungnya.

——————————— 

sumber : www.meremmelek.net

No comments:

Post a Comment