Wednesday, June 20, 2012

♥ ♥ Memoirs of Geisha ♥ ♥ Chapter 2 : Classroom Orgy


Pengenalan tokoh.

1st Couple



Dimarsasih, fisikly wajahnya tidaklah blasteran maupun oriental namun cantik, kulitnya putih mulus dan benar–benar halus, teman–temannya sesama wanitapun banyak yang iri padanya, tinggi berkisar 163, rambut lurus tetapi bergelombang di ujungnya. Perangainya angkuh, pemilih dalam berteman (baik itu siswi maupun siswa) dan terkenal jual mahal pada pria-pria yang isi kantungnya pas–pasan. Perkataannya keji dan menyakitkan hati, terutama kepada para siswa yang tidak masuk kriteria namun menyatakan Cinta padanya. Pasti akan ditolaknya mentah-mentah bahkan ada yang dipermalukan dia di muka umum. Kriterianya itu pria yang menaiki kendaraan roda empat, walaupun tidak tampan asalkan berkendaraan, pasti bisa mobil goyang di Ancol, dia pelacur angkuh berpakaian pelajar.

Abah Ro’un, bekerja sebagai satpam sekolah penjaga pintu gerbang, berumur sekitar 40–50an, tubuh gempal, perut gembrot penuh lemak, mulut tebal, pendek, kepalanya gundul pada bagian tengah, tapi di sisi kiri dan kanannya ada rambut tipis melingkar kebelakang. Kebiasaan buruk Abah yaitu dia suka sekali mencolek dan menepuk pantat siswi-siswi terutama yang datangnya telat atau ketika bel sekolah berdentang, sudah banyak laporan pengaduan terhadapnya tetapi semua mentah, entah kenapa.

Dimar sebagai salah satu siswi yang terkenal cantik di angkatannya, dilengkapi dengan pantat semok, seringkali menjadi incaran empuk bagi Abah, apalagi Dimar tidak jarang telat saat datang pagi ke sekolah, satpam itu terkadang sengaja bahkan tidak segan-segan untuk meremasnya sambil tersenyum mesum, Dimar hanya merengutkan wajah cantiknya menatap Abah dengan galak.

2nd Couple

Sabrina Inggriani, Gadis berwajah blasteran Indo–Europe Belanda, profilenya itu mirip artis Cornelia Agatha, disapa Bule walaupun banyak di sekolah yang juga berwajah Indo, seangkatan Diny, kulit putih, rambut panjang kemerahan dan berpostur tubuh tinggi. Dia gadis pendiam, penyendiri dan penuh misteri. Kontradiksi dengan profesi dirinya sebagai foto model majalah remaja, dimana seharusnya dia memiliki banyak teman di sekolah.

Babeh Ti’ung, Pria udzur ini adalah penjual makanan di kantin sekolah, bisa dibilang dia yang pertama berdiri. Para Guru-guru jika ingin makan siang pesannya juga biasa pada Babeh Ti’ung ini. Kakek ini walaupun sudah bau tanah tetapi masih sehat karena sering bergerak, tinggi kurus, rambut putih dan sering memakai topi koboi. Mulutnya itu hitam menjijikkan karena hobby menghisap rokok murahan, usia berkisar antara 55 – 65an.

3rd Couple

Shinta Septianti adalah gadis remaja kelahiran Bandung. Wajah Shinta cantik tulen khas gadis Jawa Barat, kulit putih bak bangkuang, rambut pendek dan sering dikuncir model buntut kuda.Wajah dan senyumannya itu luar biasa manis, semua orang pasti suka jika bicara berhadap–hadapan dengannya meskipun wanita juga. Dia kakak kelas idola Diny dan seluruh adik kelas baik itu siswa maupun siswi. Seringkali mendapat juara umum di sekolah, saat ini dia duduk di kelas 3.

Who’s the Male…?!.

Pemandangan yang dilihat Diny di luar kelas ketika itu, Shinta sedang mendesah–desah, wajah manisnya bertambah seksi saja dengan mata sayu terangsang tidur terlentang di atas meja guru, rambutnya dikuncir kuda, topi pakibraka sudah terlepas menggeletak di meja. Tangan kanannya meremas-remas kepala orang yang ada di dalam rok, dan satunya meremas payudaranya sendiri yang sudah menyembul keluar Bra berwarna hitam itu.

Kakinya menekuk seperti huruf V mengangkang di depan orang yang ada di bangku guru itu, rok tersingkap sedikit sehingga terlihat ada sebuah kepala disana. Betisnya yang putih padat itu disandarkan ke bahu pria tersebut, tangan si pria mengelus-elus betis dan paha putih mulus Shinta, sementara tangan satunya mengocok–ngocok penisnya sendiri.



Dari selangkangan yang masih tertutup rok itu terdengar suara, “Shrrpph..Cep..Cep..Aaah !!” komentarnya. Sudah jelas apa yang dilakukan pria mesum itu di selangkangan Shinta, apalagi celana dalam hitam menggantung di pergelangan kaki kirinya, sepatu hak hitam masih terpasang dan menambah indahnya pemandangan dari makhluk paling seksi itu.

Dua buah suara yang mengundang perhatian itu, rupanya terdengar dari dua gadis yang juga terkenal diburu para makhluk ber’titit’, yaitu Dimarsasih dan Sabrina. Dimana para pria berumur yang sedang mengeksekusi korbannya itu sudah hampir bugil dengan penis mengacung. Tentu mereka senang menyiksa budak seksnya yang cantik dan seksi dalam keadaan tidak berdaya itu.

Dimar menelungkup di atas meja belajar pada bagian badan, pantat menungging dan kaki membentang lebar di lantai kelas. Baju dan bra hitam sudah tersingkap, maka payudara tertindih badannya sendiri di atas meja itu. Rok juga tersingkap ke pinggang dan celana dalam hitamnya sendiri disumpalkan ke mulutnya. Pergelangan tangan kanannya terikat dengan seutas tali kebelakang dengan pangkal siku kiri, sedangkan pergelangan tangan kirinya terikat dengan pangkal siku kanan, topi paskibrakanya telah jatuh ke lantai, tetapi syal merah putih masih terlingkar di lehernya. Di vaginanya menancap batangan karet panjang berbentuk penis, benda itu sudah penuh diselimuti lendir surga. Pantat sekalnya berulang kali menerima lecutan ikat pinggang pria tua itu, Ctaarrrr…!! Ctaarrr…!!.

“Hhmmppph….Hhmmpph”jerit Dimar yang teredam oleh celana dalam.

“Gemes gue sama ini pantat…montok banget Beh !”komentar satpam bernama Ro’un itu. Panggilan akrabnya di sekolah Abah Ro’un atau Abah saja.

Sambil meremas gemas pantat Dimar, dengan menyebalkan tangan gemuknya menampar pangkal Dildo dan menyebabkan rangsangan pada vagina Dimar yang sudah lembab itu. Gilanya lagi, Abah sengaja menjilat pantatnya yang bilur-bilur kemerahan bekas lecutan.

“Iya ‘Un sama, gua juga…putih mulus pula !!”sahut Kakek di sebelahnya, yang bernama Ti’ung. Panggilan akrabnya di sekolah Babeh Ti’ung atau Babeh saja. Babeh juga sedang beraktifitas melecuti pantat gadis remaja berwajah Indo di depannya, dimana keadaannya juga sedang terikat kebelakang oleh seutas tali namun tersilang pada bagian pergelangan tangan. Posisinya sama menelungkup nungging di atas meja belajar, hanya Sabrina ada di deret kedua setelah pintu masuk, Dimar di deret ketiga persis disamping deret meja guru. Mulut gadis Indo itu tidak disumpal seperti Dimar, tetapi celana dalam hitamnya sudah menggantung di paha kirinya. Tentu menancap batang karet panjang juga di vaginanya.

Tubuh Sabrina dan Dimar yang so pasti menggiurkan kaum lelaki itu jadi bulan–bulanan para pria tua maniak seks yang tidak bertanggung jawab, mereka melanjutkan lecutannya di pantat para gadis yang membuat Diny miris menyaksikannya.

Ceplak..ceplak..ceplak !! Kaki jenjang bersepatu hak hitam mereka menyentak-nyentak lantai kelas apabila kulit mulus mereka sudah mencapai batas menahan sakitnya lecutan.

“Modar pantat koe…!! Bandel ya Neng ayu Hiih..!! Rasain koe Niih !!”katanya gemas.

Plaaakkk…!! Plakk…!! Plaakk…!!. “Aaaakh…ampun Beh Aaakh…Aaaaakh”.

Suara itu berasal dari Sabrina, siswi cantik berparas Indo-Euro itu dan Babeh Ti’ung serta lecutan kain basah ke pantat putih sekal Sabrina yang sedang menungging pasrah. Kain basah yang digunakan oleh Babeh untuk melecut itu tidak lain adalah handuk putih kecil yang selalu di kalungkan di belakang leher tuanya. Biasa dikenakan tukang-tukang becak, dengan handuk basah itu kontan membuat pantat putih sekal Sabrina menjadi kemerahan dan basah, hingga semakin seksi sempurna saja body siswi SMU berwajah Indo Belanda itu, sangat mutlak dan pastinya menambah nafsu birahi si Babeh.

“Beh…kesiniin dong kainnya…buat hukum si montok galak ini hihihi”kata Abah pada Babeh sambil tertawa sinting.

“Oh, ya wis dah…tukeran yak kalo gitu…”sahut Babeh Ti’ung mengambil ikat pinggang Abah. Setelah menerima ikat pinggang, tangannya meremas gemas habis-habisan pantat Sabrina.

“Body Neng Sabrina emang mantep…udah putih sekel lagi !! Babeh demen banget Neng He’eh…!!”ujar Babeh. Ctarrrr…!! Ctaarrrr…!! Ctaarrrr…!!.

“Aaaakhh…sa..sakit Beh Aakh…ampun Aaakh..!!”iba Sabrina, saat Babeh melayangkan ikat pinggang. Kakek itu terangsang dengan suara jerit dan permohonan Sabrina, tangan sebelahnya mengocok-ngocok penisnya yang mengacung.

“Hi hi hi hi….sakit yo Neng ayu…aduh kaciaaan deh…!”ujar Babeh kurang ajar sambil mengusap-usap lembut pantat Sabrina lalu menjilat pantatnya sambil mencucup dengan gemas, sehingga luka akibat lecutan itu terbasuh dengan nikmatnya rangsangan. Namun tidak lama kembali terdengar jerit derita Sabrina, begitu terus menerus, lagi dan lagi. Setiap kali pantat putih Sabrina memar kemerahan, kembali diusap-usapnya dan dijilat, lalu kembali dilecutkan lagi, sesekali pantatnya juga ditampar Babeh dengan kasar hingga terdengar bunyi tepukan keras. Plaaakk…!! Plaaakk…!! Plaaakk…!!.

Diny sempat bertanya-tanya dalam hati,

(Ada apa gerangan di balik kehidupan Sabrina, karena setahuku, Sabrina adalah anak orang kaya bergelimang harta, tidak ada masalah keuangan, lebih beruntung tidak seperti dirinya, pasti ada hal yang sangat fatal sehingga gadis berwajah Indo cantik jelita dan bertubuh seksi itu bisa dipermainkan sedemikian rupa oleh para Bandot, demikian juga pada Dimar dan Shinta, ada apa di sekolah ini, memang banyak keanehan yang terjadi).

Di tempat lain, terdengar lecutan dan erangan Dimar yang teredam oleh celana dalamnya sendiri, mata jelitanya menajam, wajah cantiknya meringis, giginya menggigit celana dalam hitamnya sendiri di mulutnya dan kaki bersepatu hak hitamnya menghentak–hentak ke lantai saat Abah Ro’un melecutkan handuk kecil basah itu ke pantatnya. Abah juga bergairah mendengar suara geraman Dimar yang teredam itu semakin melemah. Pria berperut buncit itu pun melepas sumpalan celana dalam di mulutnya.



Abah Ro’un satpam tua itu menaruh kain basah itu di meja tempat Dimar tertelungkup menungging seksi, begitu juga Babeh Ti’ung menaruh ikat pinggangnya. Mereka kompak menjambak kedua budak seksnya, mengarahkan wajah cantik jelita mereka ke penis yang sedang dikocok-kocoknya. Dan, CROOOOOTTT !! BLAARRR !! CROOOTT !!. Dalam hitungan detik wajah yang diakui kecantikannya satu komplek sekolah, belepotan sperma yang disemburkan pria bersosok menjijikkan. Dimar danSabrina menjerit kecil menerima tiap semburan itu. Wajah cantik Dimar dan blasteran Sabrina dipenuhi cairan putih pekat, kental dan bau amis.



“Eeeengghh…Eeehhh enakk…hi hi hi kasian cantik-cantik belepotan peju hak hak hak!” tawa mereka menyebalkan, dan meratakan sperma ke sekujur wajah bidadari itu. Setelah itu pula, kedua bandot menutup paksa hidung para gadis, sehingga otomatis mereka pun membuka mulut lebar-lebar. Masuklah penis hitam kurus panjang milik Babeh ke dalam bibir tipis Sabrina, dan penis gemuk Abah masuk ke bibir seksi Dimar, diiringi lenguhan para bandot menikmati pergesekan itu.



“Hhmmppphh…Mmppphh !!”suara Sabrina dan Dimar yang teredam penis.

“Ayoo…bersihin perek !! jangan sampe ada peju yang nyisa…kalo masih ada awas ya !! Abah pecut lagi nanti loh…!!”ancam Abah sambil menjambak Dimar, wajah buruk muka yang penuh lemak itu melotot sangar di hadapannya

“Iya Neng…ayoo, bersihin punya Babeh juga !!”perintah Kakek penjual makanan kantin sekolah itu juga pada Gadis SMU foto model. Sabrina menatap iba Babeh dengan mulut dipenuhi penisnya.


Bidadari berstatus pelajar itupun terpaksa mengulum dan menjilat sisa sperma yang ada di penis menjijikkan mereka. Para bandot itu melenguh-lenguh keenakan dengan kepala mendongak ke atas langit-langit kelas. Terkadang para bandot itu terlalu dalam menekan masuk ke kerongkongan, hingga mata Dimar dan Sabrina terbelalak dan terbatuk-batuk setelahnya. Sekiranya cukup, Babeh dan Abah menarik kuluman mulut di penis dengan menjambak kasar, lalu memposisikan dua bidadari yang masih terikat di kedua tangannya itu pada meja kembali menelungkup nungging. Mereka melepas Dildo yang menancap dan mencampakkannya ke lantai bersamaan.


Abah yang berjari gemuk mengobok keluar masuk vagina Dimar, tangan gempalnya itu meremas payudara sambil menjilati pantat sekalnya yang masih memar merah. Pertama bersentuhan tubuh Dimar bergetar, karena masih merasakan perih di permukaan kulitnya. Namun lama kelamaan, rasa perih dan panas sirna dikit demi sedikit. Satpam itu terlihat getol menjilati bongkahan pantat tersemok di sekolah, Dimar memang terkenal salah satu gadis terseksi diantara yang paling seksi.

Abah merasakan vagina Dimar mulai banyak memproduksi lendir, tanda dia sudah larut dalam nafsunya. Kakinya yang bersepatu hak hitam menjinjit seksi, sehingga pantat putih sekal itu semakin menantang saja. Melihat itu Abah menyambut baik dengan mengecup gemas pantat Dimar, mulut berbibir tebal itu membuka seolah ingin menelan bulat-bulat. Lidahnya disentil-sentilkan ke permukaan kulit pantatnya yang kemerahan bekas lecutan, mengobati sejenak rasa perih disitu. Satpam sekolah itu juga mengusap-usap kulit mulus bak sutra Dimar, serangan birahi itu berhasil. Dimar merasakan sakit berbalut nikmat.

Dimar merasa perih di pantatnya sudah sirna, malah jilatan Abah di pantatnya merupakan rangsangan manjur untuknya mencapai orgasme, bagian tubuh yang sangat dibanggakan olehnya itu rupanya bagian yang sangat sensitive, dan mudah untuk dirangsang. Abah langsung tersenyum mesum mengetahui hal itu, dia semakin gemas melihat pantat Dimar bergelombang seperti ombak di lautan saat lidah kasarnya menjilat daging montok itu.

Jari gemuk milik Abah yang keluar masuk vagina merasakan denyutan dan jepitannya, satpam tua itu mengeluar-masukkan jari secara cepat, pro dan kontra pun timbul di dalam hati maupun vagina. Setiap Abah memasukkan jari tengahnya ke vagina Dimar, liang itu seperti merekah di dalam memberikan petunjuk jalan, dan ketika Abah menarik jarinya vagina Dimar menjepit, seakan-akan tidak rela kehilangan jari gemuk itu.

“Hak hak hak…gila nih memek…bisa begini…heh perek !!pelanggan lo kontolnya kecil-kecil kali ye…masih seret gini”hina Abah.

Dimar marah sekali dicemoohkan demikian, walaupun hatinya juga mengakui dia jalang, yang jelas vaginanya memberontak membelot atas dirinya, vaginanya lebih jujur daripada dirinya yang munafik itu. Abah semakin gemas, dia dengan kasar mengobok-obok keluar masuk sangat kasar. Alhasil, timing vagina itu tidak sama dengan jari Abah, saat vagina membuka, jari Abah keluar. Dan saat liang vagina itu menutup, jari Abah masuk. Hal itu membuahkan birahi extra bagi Dimar akibat ngilu nikmat di liang surganya. Pantat seksi si cantik itu bergerak brutal menandakan dia menggapai orgasmenya.

“Iyaaahh…Iyyaaaahh !!”.

Tubuh seksi itu mengejat–ngejat, kaki jenjang Dimar yang mengenakan sepatu hak hitam menyentak–nyentak lantai. Lendir vagina itu membasahi meja yang ditidurinya, pangkal paha, betis, hingga jari gempal Abah. Abah menanamkan jarinya di vagina Dimar dalam-dalam mengikuti pergerakan pantat Dimar yang bergerak tak menentu arah. Penjaga pintu gerbang sekolah itu mencabut jarinya dan langsung menyeruput jus Cinta vagina Dimar.

Dari mulai betis sampai pangkal paha mulusnya, lendir vagina yang ada di tangannya pun juga tidak di sia-siakan, mubazir katanya. Abah mencabut jari gemuknya yang belepotan lendir tersebut. Pria tua itu mengendus-endusnya sebentar, lalu mengemut jarinya sendiri dengan rakus. “Shhrrpp…cep..cep Aahhh…ramuan awet muda !”komentarnya.

“Aaaahh…Sssst, Aaaahh…Ssstt, Aaaahhh !!, desah gadis SMU berparas Indo itu.

Kakek penjual makanan itu melakukan ‘kegiatan’ yang berbeda dalam mengerjai Sabrina dalam derita birahi, kedua jari jempolnya membuka bibir vagina Sabrina lebar-lebar, dan lidah kasarnya menggelitik daging merah muda berlendir itu. Kakek yang kerap disapa Babeh Ti’ung terlihat senang sekali menjilati bagian itu, apalagi sewaktu jarinya melepas pembentangan vagina, sehingga merapat membentuk bibir yang menggemaskan. Kontan mulut hitam Babeh pun akan langsung melahapnya secepat kilat. Kaki jenjang Sabrina yang bersepatu hak hitam menyentak lantai kalau sudah diperlakukan demikian.

Sabrina mendesah seksi tak berdaya, desahannya penuh kepasrahan menikmati. Sabrina menggerakkan bola mata jelitanya memandang seksi penuh gairah ke Babeh Ti’ung saat itu, Babeh hanya membalas dengan menyeringai mesum. Namun sayang beberapa detik kemudian, Sabrina yang malang itu membuang muka dengan wajah meringis dan mulut mendesis perih, Plaaakk !! saat Babeh melayangkan sebuah tamparan telak tepat di bekas lecutan sambil tertawa terbahak–bahak menyebalkan.

Babeh sebagai pria berumur yang penuh pengalaman dalam hal seks, mengetahui budak seks cantiknya yang masih bau kencur ini mendekati Orgasmenya, dia mengobok–obok vagina Sabrina dengan gencar, jari tengah nakal itu beraksi keluar masuk. Lidah kasarnya mennyusuri sisi panjang bibir vagina.

“Ehmm…Iyaahh..Iyyaaaaaahhh…Aaaaanghh !!”.

Sabrina menggapai orgasme melepas desahan penuh nikmat, pantatnya bergoyang seksi seperti striper. Jari tengah Babeh masih menancap seluruhnya di vagina. Jus vaginanya membludak keluar, mengucur deras melalui pangkal pahanya sampai betis, lendir itu juga keluar seperti cipratan–cipratan kecil. Babeh bukan main senangnya, dia masih menahan jarinya di vagina. Meja yang ditidurinya borgoyang seperti terkena gempa saja, gerakan tubuhnya saat orgasme sedikit brutal. Babeh merasa gagah di depan budak seks cantiknya itu. Kekuatan tersembunyi di balik usianya yang sudah senja, muncul karena dia berhasil menaklukan gadis secantik si Bule Sabrina.

Babeh langsung menyeruput lendir vagina itu. Sluurrpp…Sshrrpphh !!.

Bagaikan orang kehausan di gurun pasir, Babeh menyeruput lendir vagina gadis Indo itu yang meluber keluar seperti orang yang menyeruput kopi pagi, lidah kasar Babeh sempat-sempatnya dengan nakal menyentil–nyentil klitoris dan gemerintil daging di dalam liang vagina yang sedang sensitif–sensitifnya itu, lendir vagina Sabrina muncrat-muncrat kecil menyiprati wajah Babeh. Kakek itu malah tersenyum mesum riang gembira, madu vagina yang melekat di wajah dia sapu dengan tangan dan langsung menjilatnya sambil tertawa sinting. Hidungnya menghirup aroma vagina sekuat tenaga, sehingga tawa Babeh yang lantang itu sesekali teredam.

Lidahnya tak luput menjilati lendir yang mengalir di sekujur paha Sabrina, dimulai dari pinggiran pangkal paha sampai betis. Semua disapu Babeh hingga habis, sampai–sampai kaki itu menjadi semakin putih mengkilat. Pokoknya semua lendir vagina Sabrina habis sudah ditenggaknya, tapi Babeh masih saja terus menjilat dan menyedot sehingga vagina Sabrina penuh dengan air liurnya dan gadis Indo itu kembali Horny, dia bangkit sambil mengecup pantat Sabrina, seakan–akan berterima kasih atas Jus Manis Cinta gratisnya.



“Hihuuy…Jamu awet muda …Enyaak…cep..cep !!”komentar Babeh norak.

“Hak hak hak…enak Beh..?!”tanya Abah.

“Enyak enyak…hi hi hi manis kaya orangnya !!”jawab Babeh.

“Nonok Neng Sabrina emang gurih…Babeh jadi seger…ngewe ah !!”.

Babeh Ti’ung berdiri dengan satu tangan memegangi pinggang Sabrina, dan satunya lagi memegangi penisnya yang sudah dari tadi tegak mengacung menahan nafsunya.

“Hoooiii…gua duluan nyoblos yak…’gak tahan lagi nih Titit…pengen ngewein si Neng cantik ini”kata Babeh edan.

“Woi tunggu Beh…bareng atuh..!!”sahut Abah.

“Olalah…ok dah…kita lomba yak…yang kalah nraktir rokok..!!”tawar Babeh.

“Okeh…kecil..paling Babeh moncor duluan eheheh”ejek Abah.

“Wuiy…boleh coba Tong…umur tua-an gua tapi kemampuan ngentot gua di atas lu”kata si Babeh sambil merenggangkan kaki Sabrina, untuk memasuki area persetubuhan, dan mengangkat sebelah kaki kirinya dan dipapah ke bahu kanannya .

“Ok dah…ga usah banyak omong…kite buktiin !!”sela Abah yang juga bersiap-siap.

“Nah sekarang….”, Abah berdiri dan memegang senjatanya yang telah terkokang siap menembaki kewanitaan Dimar.

“Giliran kontol Abah nih ngerasain memek Neng Dimar yang ca’em hak hak hak…!!”. Tubuh Dimar sudah terlalu lemas untuk berontak, ditambah dengan keadaanya yang tidak memungkinkan karena tangannya diikat sana sini, dia tidak bisa apa-apa selain pasrah.

“Bah…ampun bah…udahan yah…saya capek”iba Dimar pada satpam tua itu.

“Lah…Neng mah enak udah keluar atuh…Abah kan belom sayang…Abah mau ngentotin Neng Dimar dulu dong bentaran !!”jawabnya ringan sambil tersenyum mesum.

Mendengar permohonan itu, bukan membuatnya iba, tapi malah menambahnya semakin nafsu. Abah mengocok-ngocok penisnya yang sudah mengacung siap mengoyak-ngoyak vagina Dimar, tangannya yang satu membuka bibir vagina dengan dua jari gemuknya, sehingga liang surgawi itu menunjukkan celah jalan berwarna merah muda, siap untuk ditelusuri oleh Abah Ro’un sang pejantan yang naksir berat padanya. Abah menekan paksa masuk penisnya, sehingga kepala dan leher penis yang besar serta aneh bentuknya itu berhasil terjepit di vagina Dimar, si cantik merasa penuh sekali di vaginanya, berbeda sekali dengan yang sebelumnya, padahal ukuran jari Abah termasuk besar karena gemuk, tetapi ini berbeda pikir Dimar, baru kepala dan lehernya saja dia sudah merasa penuh.

(Gila…ini gilaaa…!!),pikir Dimar tak mau percaya dan berharap ini hanya mimpi.

“Ooookhh…Gileee…memek..Neng Dimar..seret banget… Eeenggh !!”lenguhnya.

Tubuh satpam sekolah itu bergetar nikmat, kepala dan leher penisnya terjepit ketat oleh dinding vagina Dimar yang super peret, erat dan sangat legit, berkali-kali Abah menahan nafas karena nikmat yang mengalir di sekujur tubuhnya. Dimar yang memang sudah merasa terlalu sering digauli oleh Abah, tetap saja merasa nyeri setiap kali persetubuhan karena perbandingan yang tidak adil antara penis Abah dan liang vaginanya yang kecil.

Dimar menahan nafas karena merasa penuh sesak di selangkangannya, si cantik angkuh itu sedikit panik karena begitu besarnya benda di vaginanya yang baru masuk kepalanya saja, maka dia menggerakkan pantatnya mencoba melepaskan diri dari Abah dan kelamin gemuk yang menyiksa vaginanya, mengetahui hal itu Abah langsung bertindak tegas.

Plaaakk !!. “Aaaaakh…sakit !”jerit Dimar atas reaksi tamparan keras Abah di pantatnya.

“Jangan bergerak…!! mau kemana lu ?? memek lu punya gua tau !!”omelnya sinting.

Melihat jika dia berontak atau melawan hanya menambah nafsu pemerkosanya, maka dia memutuskan untuk pasrah dan melayani Abah, sebagaimana sering dilakukannya. Dimar mengerahkan tenaga yang ada karena setelah orgasme tadi tubuhnya lemas, untung saja wanita memiliki daya tahan lebih jika dibanding pria saat bersetubuh. Dimar mengangkat pantat lebih tinggi hingga semakin menantang pejantan bertubuh gempal di belakangnya, tentu saja itu merupakan kabar gembira buat Abah yang langsung tersenyum sinting.

Apa yang terjadi di luar prediksi Dimar, baru saja dia siap-siap mengambil nafas. Abah langsung menyentak masuk penisnya dengan sangat kasar hingga mendorong ke depan tubuh Dimar yang tertelungkup nungging. Sampai-sampai meja yang ditidurinya terseret bergeser beberapa petak lantai menabrak bangku meja di belakangnya hingga berdempet.

“Heeeeenggh….!!”geramnya. Zreeeekk…!!, penis Abah mendobrak masuk.

Gusraaaakkk…!!meja dan bangku yang porak poranda.

Gadis SMU cantik berbody bohai itu langsung meraung bagai serigala terluka, serigala yang kena jebakan, serigala bodoh terkena jebakan yang sudah diketahuinya. Sementara Abah merasakan hal yang sangat berlawanan, yaitu berjuta kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Bibir tebalnya menganga dengan liur menetes tanda nikmat dirasakan sekujur tubuh gemuknya, matanya semakin membesar, nafasnya berat menahan nikmat. Dimar merasa kalah karena berhasil dipecundangi oleh satpam sekolahannya itu, sedang Abah melenguh merasakan nikmat kemenangannya menguasai Dimar.

“Eeengh…gilee..Neng Dimar..memeknyah…Hhegh…legit rek !!”lenguh Abah nikmat.

“Aaaakh…sakitt…memek gue…bandot…Aaanggh..Shiit !!”mulut jalangnya protes.

Dimar tidak lagi merasakan sekedar penuh, tetapi sekarang dia merasa vaginanya hilang, sejenak yang ada hanya gumpalan besar daging di selangkangannya yang sudah menyatu dengan vagina di tubuh moleknya, mereka telah sempurna bersetubuh.

Yap, itulah makna persetubuhan…dimana wanita dan pria menyatukan raga, keadaan itu yang melingkupi status Dimar dan Abah Ro’un, Beauty and the Beast. Pasangan seks yang kontras dilihat dari segi manapun, yang sangat tidak bisa dipercaya bisa saling kenal, bersentuhan bahkan bisa bersenggama, namun semua kenyataan ini terjadi adanya, mereka sudah sering melakukannya dimanapun dan kapanpun. Gadis SMU cantik semok ini ternyata sering disenggamai oleh Abah satpam sekolahnya.

Abah sengaja mendiamkan penisnya beberapa saat merasakan jepitan nikmat liang vagina Dimar. “Giliran Babeh…Eeenggh !!”kata Abah seraya melenguh menahan nikmat.

“Ok !!”Babeh pun langsung menempelkan kepala penisnya di bibir vagina Sabrina.

“Ja…jangan…ampun Beh…udah cukup…!!”ibanya mustahil.

Babeh hanya menyeringai mesum mendengarkan itu, dia sudah terlalu sering mendengar kata-kata itu dari mulut Sabrina, karena memang ini sudah yang kesekian kali Sabrina disetubuhinya, Sabrina adalah hadiah dari Pak Suparno sejak Pak Suparno mendapatkan pelacur barunya kemarin…Diny, Sabrina adalah budak seks resmi milik Babeh Ti’ung.

“Opo Neng ayu…jangan opo…jangan diewe opo jangan berhenti..”ejeknya.

“Ja…jang..jangan die.WeAaaakhh”erangnya karena Babeh sudah tak tahan dan langsung mencoblos vagina Sabrina, gadis SMU berwajah Indo itu. Kaki sebelah kanan Sabrina yang bersepatu hak hitam berjinjit seksi, tubuhnya terdorong dan terasa terbelah dua.

“Whuuaaa…maknyus Nono’e!!”reaksi Babeh, saat penis keriputnya berhasil membelah bibir vagina Sabrina yang sudah berlendir dan belepotan liur itu, hingga menancap masuk vagina dari kepala sampai pangkal penis, di samping penis Babeh memang sudah sering keluar masuk, seakan-akan vagina Sabrina sudah kenal baik dan lenguhan nikmat pun terdengar dari dua insan berlainan jenis, umur dan warna kulit itu.

“Ooooghh…legit pisan..Nonok Neng ini…Eeennggh..!!”komentar Babeh.

“Aaanggh…Beh…Ekkghh..Heeeghh…!!”lenguh Sabrina nafsu berat.

Babeh sengaja mendiamkan penisnya beberapa saat merasakan jepitan nikmat liang surga Sabrina. Keduanya sama, menahan nafas karena nikmatnya yang luar biasa itu, yang satu karena ada sesuatu yang panjang keras berurat mengganjal di liang vaginanya, yang satu karena terjepit nikmat oleh sesuatu yang seret…erat dan ketat…berlendir namun hangat dan legit…berdenyut-denyut…mengatup setiap inchi permukaan kulit penisnya…setiap centi kulit penis berurat itu bergesekan dengan dinding vagina…dimana pemilik vagina legit yang sedang dinikmatinya itu adalah seorang gadis Indo cantik nan seksi…suatu keberuntungan yang luar biasa…keberuntungan seorang kakek-kakek pula…surga yang nyata, kata-kata saja tidak akan bisa untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Tanpa membuang waktu lagi, mereka langsung menggenjotnya seperti orang kesurupan dengan style yang berbeda, Babeh dengan gaya gunting sementara Abah dengan Doggy style pasti, mereka merasakan nikmat di sekujur tubuhnya, yang bersumber dari penisnya yang terjepit liang legit, karena itu para bandot menggenjot para gadis dengan ganas dan kasar sampai tubuh mereka terhempas, akibat gerakan yang brutal dan terlalu bernafsu. Abah Ro’un dan Babeh Ti’ung seperti berlomba di pacuan kuda saja, buah zakar mereka bertepukan dengan pantat sekal dua gadis itu, sesekali mereka melayangkan tamparan di pantatnya.

Abah memeluk Dimar dengan menindihnya sambil membetot syal merah putih yang ada di lehernya, sehingga saat Dimar menolehkan mata ke samping dia melihat jelas wajah buruk rupa Abah, satpam mesum sekolahannya. Abah menghentikan sejenak genjotannya kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Dimar hingga membuat dirinya ketakutan.

“Neng Dimar…Eeenggh…siap-siap…pulang Uuggh…jalane ngesot!!”kata Abah di sela-sela lenguhan nikmatnya sambil menyeringai.

Abah menarik batang penisnya hingga tertinggal kepalanya saja, “Sssshh…Shiitt!!” desis Dimar mengetahui apa yang akan dilakukan Abah, karena vagina bodohnya melawan arus dengan menjepit penis gemuk milik Abah, tidak sejalan dengan pemiliknya, tak rela kehilangan penis itu mengisi kekosongan liangnya. Lalu tiba-tiba Abah menyentak kasar penisnya ke vagina Dimar sekuat tenaga sehingga terdengar jeritan memekakan telinga.

“Huungghh…!!”geram Abah sekuat tenaga. “Aaaaaakkhh….!!”erang Dimar kesakitan.

Sang Bidadari pun melolong bagai serigala yang terluka, sementara sang Iblis mengerang begitu nikmat atas legitnya jepitan vagina. Vagina Dimar sang bidadari itu dibuka paksa oleh penis Abah Ro’un sang Iblis, dipaksa membuka dan menunjukkan jalan di liang kewanitaan itu, vagina Dimar dipaksa kerjasama dengan membuka dan menjepit penis hitam berurat Abah agar mendapat nikmat surgawi. Tanpa membuang waktu, si cantik judes itu langsung disenggamai oleh satpam sekolahnya sendiri dengan sangat brutal, tidak manusiawi dan penuh nafsu hewani, rasa kemenangan yang menyelimuti Abah Ro’un membuatnya sangat bernafsu menggenjot si putih montok Dimar, penis Abah yang hitam besar dan berurat itu menyodoki vagina Dimar tanpa ampun, Dimar hanya bisa menjerit-jerit merasakan vaginanya di obrak-abrik penis Abah dengan kasar.

“Abaah…pelan Bah..sakitt Aakh…ancur..memek..gue Sssthh”desis Dimar hopeless.

“Jebol memek lu…jebol memek luu…mampus luh…jebol memek luuu !!”.

Untuk posisi yang lebih sip-nya, Abah Ro’un menjambak Dimar dan tangan satunya lagi mencengkram kencang lengan kanannya yang terikat, pria setengah baya itu menyentak-nyentak Dimar dengan sangat kasar hingga terpental-pental ke depan berlawanan dengan jambakan dan cengkramannya di lengan Dimar yang membetot kebelakang, sodokannya cepat tapi juga dalam hingga membuat tubuh Dimar terpental maju dan mendorong meja yang ditidurinya, Dimar merasa vaginanya dikoyak-koyak oleh benda besar dan aneh itu, dari pinggang ke bawah dia merasakan bagian tubuhnya hilang walaupun juga merasakan nikmatnya persetubuhan, namun karena terlalu kasar, perbandingan antara nikmat dan sakit tidaklah setara.

Dimar hanya mengerang-erang menerima setiap sodokan Abah yang terlalu dalam dan kasar itu, lenguhannya sudah lemah, karena kelelahan melayani nafsu hewani si Abah yang ganas. Suaranya yang melemah itu bagaikan musik bagi Abah, dia malah semakin getol menunggangi si semok Dimar itu dari belakang, mendengar jeritan tak berdaya dari gadis pelajar yang cantik dan terkenal angkuh, sambil merasakan jepitan legit vagina di penisnya, adalah sebuah kemenangan total persetubuhan. Pasangan yang sangat kontras itu melenguh bersamaan, hanya saja yang satu dengan perasaan benci dan yang satunya senang bukan main.

Babeh menyodok-nyodok vagina Sabrina dengan gaya gunting (Scissor style) itu dengan nafsu besarnya, dia melupakan sejenak jati diri dan jati diri yang diperkosanya, pelajar yang biasa membeli makanan dan dilayani olehnya, sekarang harus membalik keadaan dengan melayaninya dengan persetubuhan gila-gilaan.

“Iyaaahh…jangan kasar..kasar Beeh…Aaakh…sadar Beh sada.a.aarr !!”.

“Ngejengkang lu…Ngejengkang luu…Huuungghh…Ngejengkang luh !!”.

Sabrina merasa tubuhnya terbelah dua saat disenggamai Babeh dengan gaya gunting itu, andaikata vaginanya terbuat dari kertas dan penis Babeh gunting, tentu vaginanya sudah sobek-sobek oleh Babeh, sebelah tangannya meremas payudara Sabrina yang menyembul montok, dan tangan sebelahnya lagi memegangi kakinya yang terangkat dimana betisnya dipanggul bahunya, tangan Babeh menggerayangi kaki jenjang Sabrina yang menjulang ke atas itu dan menampar keras pantat sekalnya.

Babeh melenguh-lenguh kenikmatan, bibir hitamnya menganga lebar meneteskan liur dan menceracau jorok tidak jelas, lidah kasarnya sesekali menjilat paha mulus yang terangkat itu dan juga betis putih bersepatu hak hitam seksinya, membuat libido Sabrina datang tak terundang, vaginanya mengeluarkan lendir menyambut sodokan brutal dari batang penis Kakek penjual makanan kantin itu, sodokan itu sangat kasar sekali, jika saja tubuh si Indo cantik Sabrina tidak tergeletak di meja tentu dia sudah jatuh karena kelelahan melayani nafsu sinting Babeh, tangan kanannya menangkup bongkahan pantat sekal sebelah kiri Sabrina, dan tangan satunya mengambil alih posisi kaki yang menjulang ke atas.

”Nonok Nengh..perett…liat Uuugh…Gile nonok lu…Gilee nonok luu !!”.

Ceracauan jorok itu mengiringi sodokan-sodokan maut Babeh Ti’ung yang jarang namun dalam, bahkan dengan maniaknya, dia mencabut keluar masuk penisnya berulang-ulang,

Ploooph…!! “Aawh…”jerit Sabrina kecil, karena terasa ngilu saat Babeh mencabut penis keseluruhan dari vagina. Zleeebbh….!! “Aaaanghh…”erang Sabrina saat Babeh kembali menusukkan kasar penisnya hingga mentok. Jahil sekali Kakek penjual makanan kantin gendeng itu, Babeh nampak senang sekali bisa seenaknya mempermainkan liang vagina Sabrina, bahkan sewaktu menyodokkan penis, Babeh melakukannya dengan tersenyum mesum penuh bangga dan tertawa sinting. Sabrina merasakan penis Kakek mesum yang sedang getol-getolnya menyenggamainya mengeras, urat-urat di penisnya yang menonjol terasa sekali di dinding vaginanya.



Benar saja, Babeh tidak bisa membohongi usia, ditambah lagi betinanya sangat legit dan berwajah cantik. Beberapa menit kemudian penis itu pun berkedut-kedut, tangan kanan Babeh meremas kencang bongkahan pantat Sabrina, tangan kirinya menarik dengan kasar syal merah putih yang masih melingkar seksi di lehernya. Sehingga Babeh di penghujung ejakulasinya menatap wajah cantik Indo Sabrina, yang tentunya menambah nikmat.

“Beh…eling Beh…jangan di dalem…keluarnyaah !!”.

“Emangh…Eeenggh…Guah….”

Babeh menarik mundur penisnya hingga menyisakan kepalanya saja, Kakek peot penjual makanan kantin itu mengambil ancang-ancang, lalu menyentakkan penisnya dengan satu sentakan final yang sangat kasar dan menyakitkan vagina Sabrina.

“Pikiriiiiiiiiin…Ohokh !!”kejan Babeh menyentak klimaks.

Crooootttt…!! Jruott..!! Croott..!! Crott !!

“Iyyaaaaaaahhh….”jerit Sabrina putus asa.

Meja yang ditiduri tubuh Sabrina hingga tergeser beberapa petak lantai, sebelah kakinya yang bersepatu hak hitam menjinjit terseret, meja itu terdorong ke belakang, dan menuju pojok ruangan kelas, bangku dan meja itu acak-acakan berkat hasil karya nafsu Babeh pada Sabrina, sebagaimana bangku dan meja, vagina Sabrina juga berhasil di acak-acak penis Babeh melalui sodokan gaharnya.

Sperma Babeh Ti’ung dan lendir vagina Sabrina nampak sampai menetes-netes ke lantai kelas, sperma itu sangatlah banyak dan kental, setelah selesai membuang sperma hingga tetes terakhir, matanya memandang ke arah penyatuan kelamin mereka. Babeh tertawa gila penuh kepuasan, dia melihat vagina Sabrina terlihat seperti monyong terbuka lebar dan dipenuhi spermanya, buah zakarnya tepat di depan bibir vagina Sabrina yang memar kemerahan, berarti batang penisnya dari pangkal hingga kepala ada di dalam liang vagina Sabrina, gadis remaja berparas Indo. Beruntung sekali Kakek penjual makanan kantin itu.

Babeh menurunkan sebelah kaki jenjang Sabrina yang tadi dipapahnya, dan menaruhnya kembali di lantai sehingga dia kembali tertelungkup di meja sambil menungging seksi. Plaaakk !! Sebuah tamparan keras karena gemas di pantat sekal Sabrina, sambil mencabut keluar batang penisnya dengan kasar. Plooph !! “Aawh…”jerit Sabrina kecil. Saat penis itu ditarik keluar, onggokan sperma yang menjijikkan pun langsung membludak keluar.

“Hi..hi..hi..hi rasain Nonok lu gua ancurin…ngengkang-ngengkang lu jalannya pulang hak..hak..hak..hak !!”komentar Babeh kurang ajar seraya tertawa sinting.

Kakek tua itu ingin duduk istirahat di bangku belajar persis disampingnya, Babeh Ti’ung mengangkat sesuatu seperti gumpalan kain berisi barang dan menaruhnya di meja, lalu menyalakan sebatang rokok khas Orang Tua sambil menyaksikan adegan sex yang tersisa dibintangi Dimar dan rekan semesumnya Abah Ro’un.

Abah menyenggamai Dimar seperti orang kesurupan setan seks, kaki bersepatu hak hitam Dimar semakin menjinjit, meja yang ditidurinya semakin terdorong hingga dua meja dan bangku di belakangnya berdempet, Abah mendekati klimaks seksnya, jambakan tangan kirinya di rambut panjang indah Dimar semakin keras hingga wajah si cantik itu makin terdongak, Abah melenguh dan menceracau seperti orang gila, kaki Dimar semakin lebar merentang dan menjinjit tinggi, insting seksnya berjalan menyambut penis pejantan yang menyodoknya dari belakang walaupun sakit menderanya.

Abah mengejan kuat sambil menyentak masuk penisnya ke vagina Dimar, dengan satu sentakan yang sangat kasar, sodokan final yang sangat dahsyat hingga meja yang ditiduri Dimar mengacak-acak deretan meja dan bangku di belakangnya itu, lebih kacau balau dibanding Babeh, sebagaimana vagina Dimar juga berhasil diacak-acak penis hitam besar milik Abah Ro’un, satpam tua mesum itu menggeratakan gigi berkelojotan, menjambak kasar rambut Dimar dan menarik lengannya kebelakang, badan Dimar sampai menekuk ke atas akibat dibetot kebelakang terlalu kasar oleh Abah.

Badan Abah mengejang-ngejang bergetar nikmat, mulutnya melenguh membentuk huruf U, mengeluarkan air liur dan hingus menjijikkan dari hidung besarnya yang nongkrong, sambil menahan nafas penisnya berkedut-kedut menyemburkan sperma yang banyak dan kental hingga vagina Dimar tidak mampu untuk menampungnya semua, sampai-sampai meluber keluar vagina, membanjiri meja yang ditidurinya, pangkal paha hingga betisnya.

“Gilaa ! enak bener ni memek…legit, anget, tapi basah…Gila !”katanya penuh rasa puas,

dan mencabut penisnya dengan kasar dari vagina Dimar. Plooph !!. Dimar terpekik kecil seirama letupan. Nafas Abah Ro’un memburu, satpam tua itu tersungkur di lantai. Wajah mesumnya tersenyum puas karena sukses melampiaskan nafsu bejat. Abah meninggalkan Dimar dengan kondisi badan menelungkup nungging di atas meja, kakinya mengangkang sedikit menjinjit, sperma mengalir dari vaginanya yang memar karena nafsu brutal Abah.

“Beh..lu utang rokok yak sama gua !!”kata Abah kurang ajar. Malah tidak mempedulikan keadaan Dimar yang terkapar.

“Iya iya gampang..nih uang mukanya !!”, kata Babeh seraya melempar sebatang rokok.

Abah menyalakan rokok khas Orang Tua pemberian Babeh, dia bangkit dan menghampiri Sabrina yang juga terkapar menungging di atas meja belajar. Babeh tampak mengambil bungkusan kain itu dan mengeluarkan sesuatu sebuah benda terbuat dari logam berbentuk silinder panjang, dengan diameter seukuran penis, yang ternyata adalah sebuah Vibrator. Vibrator yang dapat dikendalikan dengan sebuah remote. Kakek itu mengambil dua buah yang tentunya untuk Sabrina dan Dimar, saking asiknya dua bandot itu, Babeh dan Abah tidak menyadari kehadiran Pak Suparno serta Diny di dekat pintu kelas, dan meneruskan perbudakan seks tersebut.



Abah menjambak Sabrina agar sadar dari terkaparnya, lalu membuatnya berlutut di depan penisnya yang masih lemas namun belepotan sperma amis. Babeh memberikan Vibrator dan remotenya sepasang pada Abah, lalu menghampiri Dimar. Cara membangunkannya pun sama, yaitu menjambaknya dan memaksanya berlutut di hadapannya, lengkaplah dua pasang Beauty and the Beast itu. Dua gadis cantik terpopuler di sekolah, dimana satunya berwajah Indo cantik dan seorang foto model majalah remaja, sedang berlutut di hadapan dua Bandot tua buruk rupa, berkulit hitam, bau badan tak sedap, sedang menghembuskan rokok murahan khas Orang Tua pula. Lengkap sekali siksa derita Dimar dan Sabrina.



Dimar dan Sabrina hanya bisa pasrah, ketika kedua bandot memasukkan Dildo Vibrator itu ke vagina mereka, tentu tangan Dimar dan Sabrina masih terikat kebelakang. Setelah menancap mantap, mereka menyeringai mendekatkan penis mereka yang menjijikkan itu ke mulut para gadis. Dimar dan Sabrina melengos dikarenakan penis penuh dengan aneka macam cairan, pada dasarnya memang sudah berbau tak sedap. Babeh dan Abah menutup lubang hidung mereka dengan memencetnya, dua bibir tipis nan seksi itu terbuka paksa. Meluncurlah penis-penis hitam itu, para bandot bereaksi menjambak dan memaju mundur kepala mereka. “Oooooookkhhh…enakk !! gak kalah enak sama memek Uugghh !!”kata Abah kurang ajar.

Bibir Dimar dan Sabrina dipaksa menjepit erat, menggesek dan meliuri penis Abah dan Babeh. Karena tidak ada pilihan lain, lidah mereka pun aktif menjilat bagian penis yang masuk di dalam mulut, guna para bandot lekas puas. Siaal !!, Penis para bandot itu ereksi. Mata jelita para bidadari terbelalak dan panik, mulut mereka tiba-tiba terpaksa membuka lebih lebar, otomatis kuluman mereka maju mundur perlahan. Sabrina merasakan batang penis Abah yang gemuk itu mekar, mulutnya terpaksa melebar. Sementara Dimar merasa batang penis Babeh memanjang hingga mentok di tenggorokannya.

“Mmpphh…!!”reaksi Dimar, merasakan kepala penis Babeh di tenggorokannya.

Gilanya Babeh dan Abah menjambak lebih keras rambut mereka dan memaju mundurkan dengan cepat dan kasar. Sabrina merasa mulutnya robek kesamping, Dimar merasa mual ingin muntah karena tenggorokannya disodok-sodok kepala penis Babeh yang bentuknya lonjong dan aneh itu. Dimar dan Sabrina meneteskan air mata memandang ke pemerkosa. Tetapi bukan rasa iba yang didapat, malah seringaian mesum bandot tua.

“Oookh…Oookh…Eeenggh…Haaahh !!”lenguh Abah dan Babeh bersamaan keenakan, dengan kepala mendongak ke langit kelas, mulut terbuka dan lidah menjulur. Jambakan Abah dan Babeh semakin keras, selain memaju mundurkan kepala Dimar dan Sabrina, mereka juga memaju mundurkan pinggul hitamnya berlawanan. Sehingga Sabrina makin merasa lebar mulutnya, dan Dimar semakin merasa mual. Liur mereka semakin membuat banjir batang penis itu.

Ketidak tahanan atas derita membuat Dimar dan Sabrina berusaha melepas kuluman pada penis Abah dan Babeh. Dua bandot tahu, mereka menekan remote di tangannya, “Klik !”.

“Wrrrr…Rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr !!”. Vibrator berputar-putar, bergoyang dan bergetar sekaligus.

“Mmmmmmmppppphhh…!!”, reaksi Dimar dan Sabrina merasakan Vibrator itu beraksi. Pinggul seksi mereka bergoyang menerima rangsangan berlebihan dari Vibrator.

“Hak hak hak hak…Rasaaiiiin !! Awas kalo kontol gua kegigit, gua masukin ke pantat lu tahu rasa hak hak hak hak !!”kata Abah menyebalkan. Babeh menyambut juga dengan tawa terbahak-bahaknya. Dimar dan Sabrina malah menjadi lebih serba salah dan takut.

Pak Suparno yang masih menjinjing Diny seperti binatang piaraan di depan pintu kelas, birahi dan terpana melihat adegan di depan matanya. Selama itu dia mengocok-ngocok penisnya, Diny menyaksikannya dengan tak percaya dan penuh rasa takut. TU mesum itu berniat jahil ingin mengagetkan rekan–rekan semesumnya dengan menggedor keras pintu masuk kelas, Dok…dok…dok !!.

“Woooii…pada enak ngentot…ikutan dong hak hak hak”goda Pak Suparno iseng. Semua orang disitu otomatis kaget dan langsung menoleh ke arahnya. Dildo Vibrator itu berhenti sejenak memberikan keringanan birahi Dimar dan Sabrina, juga Babeh dan Abah menarik lepas penis mereka. Dimar dan Sabrina langsung terbatuk-batuk, tapi bisa bernafas lega. Wajah mereka merona, melihat Diny dan Pak Suparno di pintu yang menyaksikan adegan pelecehan memalukan mereka. Diny sendiri juga malu dengan keadaan merangkak, tanpa pakaian penutup yang layak, kalung budak di leher dan rantainya dikuasai Pak Suparno.

“Aah….sialan lu No!! Gua kirain siape, ngagetin aje lu !!”kata Abah.

“Ehh elu Tong…ngagetin orang tua aje…kalo gua jantungan gimane ?!”kata Babeh. Pak Suparno hanya tertawa terbahak-bahak menjijikkan.

“Siapa sih..?? ganggu aja !!”tanya orang yang menarik keluar kepalanya dari rok Shinta.

(Damn…!! Tidak mungkin…!!Mang Engkos… Cleaning service sekolah bergigi tonggos itu…diselangkangan Mba Shinta…kakak kelas idolaku), dalam hati Diny tidak percaya.

To be Continued…!!

Diny dan Pak Suparno bergabung, Mang Engkos unjuk gigi, Abah dan Babeh bertukar pasangan. Bagaimana perseteruan 4 Beauty dan 4 Beast itu ??

Seperti apakah rupa Mang Engkos yang bergigi tonggos itu ??

Sampai bertemu di episode berikutnya. ^o^


sumber : www.meremmelek.net 

No comments:

Post a Comment